Beberapa dari Anda mungkin masih asing dengan istilah user centered design. Padahal saat ini, mayoritas orang membutuhkan desain yang berorientasi pada pengguna.
Seiring berjalannya waktu, teknologi mulai berkembang pesat dan menyebabkan kebutuhan desain mengalami perubahan. Hal itu ternyata juga mempengaruhi trend desain dari waktu ke waktu.
Sebelumnya, mungkin indikasi utama dari desain yang baik hanyalah aspek estetika dan keunikannya.
Akan tetapi, ternyata keindahan desain saja tidak cukup untuk membuat produk berfungsi dengan maksimal.
Sebab, desain seperti itu akan menjawab beberapa masalah yang dialami oleh pengguna. Desain seperti itulah yang biasa dikenal dengan istilah user centered.
Penasaran dengan topik tersebut? Artikel berikut akan memberikan rangkuman informasi tentangnya. Oleh karena itu, simak dengan saksama!
Apa itu User Centered Design?
User Centered Design (UCD) adalah sebuah model desain yang berfokus pada pengguna. Pada model ini, pengguna mempunyai andil yang besar dalam pembuatan desain produk yang baik.
Hal itu disebabkan karena mereka lah yang nanti akan benar-benar menggunakan produk tersebut. Jadi tak hanya berorientasi pada persiapan, UCD akan melibatkan pengguna di setiap prosesnya.
Tujuannya adalah memastikan bahwa desain produk tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta dapat menjadi solusi atas permasalahan mereka.
UCD juga menggabungkan kebutuhan pengguna dengan empati pada setiap fase desain.
Selain itu, model desain ini juga memperhatikan pengulangan dan percobaan desain untuk memastikan produk dapat berfungsi dengan maksimal, serta berpengaruh secara emosional.
User centered design akan memperhitungkan bagaimana kebiasaan atau perilaku pengguna dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan produk yang akan Anda buat.
Seringkali UI/UX designer memaksakan desain dan teknologi yang asing bagi pengguna, sehingga mereka akan kesulitan untuk menyesuaikannya. Hal itu tentu saja akan berdampak pada user experience yang buruk.
Pentingnya User Centered Design
User centered design sangat penting diperhatikan untuk menghasilkan pengalaman pengguna yang baik pada produk Anda.
Namun, tak hanya itu saja tujuan utamanya. UCD memiliki beberapa fungsi lainnya bagi proses pembuatan produk Anda.
Beberapa fungsi dan tujuan user centered design dapat Anda simak pada informasi berikut.
1. Hemat Biaya dan Mengurangi Risiko
Untuk menghasilkan desain yang baik, Anda dapat bekerja sama dan berinteraksi dengan pengguna secara intuitif.
Dengan itu, Anda tak perlu mengeluarkan budget yang lebih besar untuk membantu mereka menyelesaikan masalahnya.
Selain itu, menggunakan model UCD juga dapat mengurangi risiko ketidaksesuaian fungsi produk, sehingga tak membutuhkan biaya dan waktu lebih untuk memperbaiki elemen-elemen yang tidak sesuai dengan tujuan pembuatan produk.
2. Meningkatkan User Experience
Menggunakan model UCD berarti desainer akan melibatkan rasa empati yang besar dalam memahami kebutuhan pengguna.
Dengan itu, pengguna akan lebih nyaman dalam menggunakan produk Anda, sehingga akan meningkatkan kepuasan dan user experience.
3. Meningkatkan Produktivitas
Sebagaimana UCD dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga, artinya UI/UX Designer dapat lebih fokus untuk menyelesaikan pembuatan produk tersebut.
Selain itu, desainer juga akan lebih produktif untuk mengerjakan produk lainnya tanpa menghabiskan waktu untuk beberapa hal yang tidak dibutuhkan.
4. Melibatkan Seluruh Anggota Tim
Proses User Centered Design akan melibatkan banyak anggota tim untuk pembuatan produk yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
Keterlibatan seluruh tim akan membantu menciptakan produk dengan fungsi maksimal sesuai kebutuhan pengguna.
Untuk menciptakan produk dengan menggunakan user centered design, perusahaan biasanya membutuhkan beberapa tim, seperti programmer, designer, researcher, marketing, dan juga stakeholder.

Prinsip User Centered Design
Untuk menerapkan model desain ini, terdapat prinsip-prinsip utama yang perlu Anda pahami. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Empathy

Prinsip utama dari UCD adalah rasa empati yang mendalam terhadap sudut pandang pengguna. Anda harus mengutamakan pengguna alih-alih menggunakan pendapat sendiri.
Hal tersebut disebabkan karena pendapat Anda mungkin bukan hal yang benar-benar mereka butuhkan.
2. Keterlibatan Pengguna
Selanjutnya, proses user centered design tentu saja harus ada keterlibatan dari pengguna.
Jadi, Anda harus memastikan pengguna terlibat pada seluruh proses dan fase desain dari awal hingga akhir.
Dengan melibatkan pengguna di setiap proses, Anda dapat memastikan setiap step sudah sesuai, sehingga tidak perlu merombak dari awal jika terdapat ketidaksesuaian desain.
3. Feedback
Tak hanya melibatkan pengguna, Anda juga dapat meminta mereka untuk memberikan masukan dan evaluasi dari desain produk tersebut.
Feedback yang didapat dari pengguna akan menjadi pertimbangan keputusan untuk menciptakan produk yang mereka butuhkan.
4. Pengulangan
Desain yang baik tidak selalu tercipta dalam waktu yang singkat. Anda juga perlu melakukan iterasi atau pengulangan untuk terus mempelajari elemen-elemen penting yang menjadi kebutuhan pengguna.
Jangan takut jika Anda melakukan sebuah kesalahan pada proses desain. Anda perlu memiliki rasa percaya diri untuk mengembangkan kreativitas dan berempati pada kebutuhan pengguna.
Tahapan User Centered Design

Berikut merupakan beberapa tahapan untuk melakukan desain dengan model UCD.
1. Research
Tahapan pertama dari proses desain ini adalah melakukan riset pengguna.
Dalam tahap ini, Anda perlu mencari tahu siapa mereka, kendala apa saja yang sering mereka alami, dan juga bagaimana mereka berinteraksi dengan produk Anda.
Riset ini sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang target market yang akan menggunakan produk Anda.
Selain itu, Anda juga dapat membangun user persona untuk memudahkan riset tersebut.
2. Align
Setelah melakukan riset pengguna, tahapan selanjutnya dari user centered design adalah menentukan solusi dan cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan mereka, baik dari segi teknis maupun desainnya.
3. Build
Pada tahapan ini, Anda sudah bisa mulai membuat rancangan desain dengan menggunakan wireframe atau kerangka produk yang dapat dipahami dengan mudah.
Selain itu, Anda juga perlu membuat beberapa material lainnya seperti user flow, mockup, dan lain sebagainya.
Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan, trial and error adalah hal yang biasa dilakukan.
Maka dari itu, tahapan ini biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses lainnya.
4. Test
Tahapan ini merupakan hal yang tidak boleh diabaikan pada proses pembuatan desain apapun.
Untuk melakukan pengujian, prototype dan usability testing sangat berperan di tahap ini. Pastikan bahwa semua elemen berfungsi dengan baik sesuai tujuan pembuatannya.
Contoh user centered design dalam tahap ini adalah dengan meminta pengguna untuk melakukan beberapa tugas tertentu dan memastikan mereka dapat menggunakannya dengan nyaman.
Jangan lupa untuk meminta feedback dan evaluasi dari pengguna untuk mengembangkan produk Anda agar lebih sempurna.
5. Iteration
Empat tahapan diatas tidak bisa menjamin Anda akan menyelesaikan desain dengan baik.
Untuk itu, pada tahapan kelima, Anda perlu mengulangi empat langkah jika diperlukan sampai produk tersebut siap digunakan.
Misalnya, ketika pengguna memberikan feedback bahwa produk tersebut membutuhkan peningkatan tertentu, maka Anda perlu mengulangi proses build untuk merancang ulang.
Contoh User Centered Design
User Centered Design (UCD) atau desain berpusat pada pengguna adalah pendekatan desain yang fokus pada kebutuhan, preferensi, dan keterbatasan pengguna akhir di setiap tahap proses perancangan. Berikut ini adalah beberapa contoh nyata penerapan UCD dalam berbagai produk digital:
1. Desain Aplikasi Mobile dengan Navigasi Sederhana
Salah satu contoh UCD adalah penggunaan navigasi intuitif pada aplikasi mobile. Misalnya, aplikasi transportasi online seperti Gojek atau Grab menempatkan fitur-fitur utama (pesan kendaraan, pembayaran, promo) di bagian bawah layar agar mudah dijangkau dengan ibu jari pengguna. Ini memperhitungkan kenyamanan pengguna saat menggunakan aplikasi dengan satu tangan.
2. Situs E-Commerce dengan Fitur Pencarian yang Dioptimalkan
Tokopedia dan Shopee menerapkan prinsip UCD dengan menyediakan fitur pencarian yang dilengkapi auto-suggestion dan filter produk. Hal ini membantu pengguna menemukan produk yang diinginkan lebih cepat, meningkatkan pengalaman pengguna, dan mengurangi frustrasi saat berbelanja.
3. Aksesibilitas di Website Pemerintahan
Website layanan publik seperti pajak.go.id mulai mengadopsi prinsip UCD dengan menyediakan kontras warna tinggi, teks besar, dan panduan langkah demi langkah yang mudah dipahami oleh semua kalangan, termasuk lansia dan pengguna dengan disabilitas.
4. Desain Formulir Online yang Ringkas dan Jelas
Contoh lain dari UCD adalah desain formulir online di situs registrasi event atau webinar. Formulir yang baik hanya meminta informasi penting, memberi petunjuk jelas, dan menampilkan indikator progres (progress bar) agar pengguna tahu berapa banyak langkah yang tersisa.
5. Pengujian Langsung dengan Pengguna (User Testing)
Perusahaan seperti Google dan Apple sering melakukan usability testing dengan pengguna nyata sebelum meluncurkan produk. Umpan balik langsung dari pengguna digunakan untuk memperbaiki elemen desain yang membingungkan atau tidak efisien.
User Centered Design vs Design Thinking
Mungkin Anda penasaran, apa perbedaan design thinking dan user centered design? Keduanya memang saling berhubungan, tetapi memiliki beberapa perbedaan.
Baik UCD maupun design thinking sama-sama membutuhkan empati, kolaborasi, dan juga iterasi.
Bedanya, design thinking berfokus pada kreasi dan inovasinya pada pengembangan produk, sedangkan UCD fokus pada peningkatan pengalaman pengguna.
User Centered Design vs Human Centered Design
Selain design thinking, ada juga model lainnya bernama human centered design atau HCD. Human centered design adalah desain yang berorientasi pada manusia. Pada dasarnya, user centered design adalah bagian dari HCD.
Singkatnya, semua pengguna adalah manusia, tetapi tidak semua manusia akan menjadi pengguna produk Anda.
Oleh karena itu, UCD akan lebih mengerucutkan desain pada kebutuhan manusia yang akan benar-benar menggunakan produk tersebut.
Human centered design tidak mempertimbangkan jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, status sosial, dan lain sebagainya.
Sementara itu, metode user centered design akan menekankan untuk melakukan riset demografi pengguna tersebut untuk menentukan kebutuhan desain mereka.
Kelebihan User Centered Design
1. Meningkatkan Kepuasan Pengguna
User Centered Design secara signifikan meningkatkan kepuasan pengguna karena produk didesain berdasarkan kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan melibatkan pengguna dalam proses pengembangan, produk akhir lebih mungkin sesuai dengan harapan dan cara kerja alamiah pengguna. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna tetapi juga membangun loyalitas terhadap produk dan brand.
2. Mengurangi Biaya Pengembangan Jangka Panjang
Meskipun membutuhkan investasi awal yang lebih besar, UCD sebenarnya dapat menghemat biaya dalam jangka panjang. Dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pengguna sejak awal, tim pengembangan dapat menghindari perubahan mahal di tahap akhir atau setelah peluncuran produk. Perbaikan pascapeluncuran bisa memakan biaya hingga 100 kali lipat dibandingkan jika masalah terdeteksi pada fase desain awal.
3. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Produk yang dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perilaku pengguna cenderung lebih intuitif dan mudah digunakan. Ini berarti pengguna dapat menyelesaikan tugas dengan lebih efisien dan mengalami lebih sedikit frustrasi. Dalam konteks produk untuk lingkungan kerja, pendekatan UCD dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan mengurangi kebutuhan pelatihan ekstensif.
4. Memberikan Keunggulan Kompetitif
Di pasar yang semakin kompetitif, pengalaman pengguna seringkali menjadi pembeda utama antara produk yang sukses dan yang tidak. Dengan menerapkan UCD, perusahaan dapat menciptakan produk yang benar-benar menjawab kebutuhan pasar, sehingga memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan. Produk yang disukai pengguna cenderung mendapatkan ulasan positif dan rekomendasi dari mulut ke mulut yang berharga.
5. Mengurangi Risiko Kegagalan Produk
Salah satu kelebihan terpenting dari UCD adalah kemampuannya untuk meminimalkan risiko kegagalan produk. Dengan melakukan pengujian dengan pengguna nyata secara berkala selama proses pengembangan, tim dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum produk diluncurkan. Ini sangat penting mengingat sekitar 70% proyek pengembangan software gagal karena kurangnya penerimaan pengguna.
Kekurangan User Centered Design
1. Membutuhkan Waktu dan Sumber Daya Lebih Banyak
Pendekatan UCD seringkali memerlukan waktu yang lebih lama dalam fase awal pengembangan. Proses pengumpulan data pengguna, pembuatan persona, testing usability, dan iterasi desain dapat memperpanjang timeline proyek secara keseluruhan. Selain itu, diperlukan sumber daya tambahan untuk melakukan riset pengguna, merekrut peserta untuk testing, dan menganalisis hasil.
2. Potensi Bias dalam Riset Pengguna
Meskipun UCD bertujuan untuk mendapatkan masukan objektif dari pengguna, proses riset dapat dipengaruhi oleh berbagai bias. Pengguna mungkin tidak selalu dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka dengan jelas atau mungkin memberikan jawaban yang mereka pikir diinginkan oleh peneliti (social desirability bias). Selain itu, sampel pengguna yang tidak representatif dapat menghasilkan insight yang tidak akurat tentang populasi pengguna secara keseluruhan.
3. Kesulitan Menyeimbangkan Kebutuhan Berbagai Pengguna
Produk digital modern sering digunakan oleh beragam kelompok pengguna dengan kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Menyeimbangkan permintaan yang terkadang bertentangan ini dapat menjadi tantangan dalam pendekatan UCD. Memenuhi kebutuhan satu kelompok pengguna mungkin berarti mengorbankan pengalaman kelompok lain, menciptakan dilema desain yang sulit dipecahkan.
4. Fokus Berlebihan pada Kebutuhan Saat Ini
UCD cenderung berfokus pada masalah dan kebutuhan pengguna saat ini, yang dapat membatasi inovasi radikal. Pengguna seringkali tidak dapat membayangkan solusi yang benar-benar baru atau berbeda dari apa yang sudah mereka kenal. Seperti yang pernah dikatakan Henry Ford, “Jika saya bertanya pada orang-orang apa yang mereka inginkan, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat, bukan mobil.”
5. Ketergantungan Pada Kualitas Feedback
Efektivitas UCD sangat bergantung pada kualitas feedback yang diterima dari pengguna. Jika metode penelitian tidak dirancang dengan baik atau jika pertanyaan penelitian tidak tepat, insight yang dihasilkan mungkin menyesatkan. Selain itu, pengguna mungkin tidak selalu sadar akan kebutuhan atau motivasi mereka sendiri, sehingga tidak dapat memberikan masukan yang akurat untuk keputusan desain.
Kesimpulan
Nah, itulah beberapa informasi tentang UCD. Pada intinya, model desain ini dapat Anda manfaatkan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan itu, Anda akan meningkatkan user experience.
Sudah tak asing lagi desain yang baik akan mempengaruhi kenyamanan pengguna dalam mengakses produk Anda, terutama pada website.
Desain website yang user friendly akan mempengaruhi waktu kunjung pengguna, sehingga mereka akan betah berlama-lama menyelami halaman situs Anda.
Untuk itu, pastikan Anda memperhatikan kebutuhan pengguna saat mengembangkan website. Anda dapat menerapkan model user centered design sebagai solusinya.
Kembangkan situs web Anda melalui jasa web design oleh Sitespirit. Kontak kami untuk penawaran dan informasi lebih lanjut!