Pernahkah Anda mendengar istilah minimum viable product pada perusahaan startup? Indonesia memiliki lebih dari 2000 perusahaan startup di berbagai bidang.
Banyaknya jumlah tersebut membuat Indonesia menempati peringkat keenam di dunia dengan jumlah perusahaan startup terbanyak.
Pada pengembangan bisnisnya, perusahaan startup biasanya menawarkan beberapa produk inovatif dengan berbagai kreativitasnya.
Produk-produk tersebut diharapkan dapat diterima dan digunakan dengan baik oleh masyarakat.
Untuk merilis sebuah produk, biasanya mereka memiliki strategi pengembangan yang biasa disebut dengan Minimum Viable Product atau MVP.
Strategi ini biasanya digunakan pada pengembangan software, website, dan beberapa produk lainnya.
Kali ini, kami akan memberikan beberapa informasi untuk Anda tentang minimum viable product pada konteks pengembangan website. Pastikan untuk menyimak hingga akhir, ya!
Apa itu Minimum Viable Product?
MVP atau Minimum Viable Product adalah sebuah strategi pengembangan produk dengan beberapa fitur yang mampu menarik minat dan perhatian masyarakat.
Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mengenalkan sebuah produk baru kepada masyarakat atau calon pengguna.
Strategi ini hampir selalu digunakan oleh setiap perusahaan startup untuk menghindari waktu dan biaya terbuang sia-sia.
Sebab, perusahaan hanya perlu menciptakan produk dengan fitur-fitur dasar, tetapi cukup membuat pengguna nyaman dan puas dalam penggunaannya.
Selain itu, strategi minimum viable product diperlukan karena perusahaan juga membutuhkan feedback atau umpan balik untuk mengembangkan produk yang lebih user friendly.
Hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada user experience dari produk tersebut.
Minimum Viable Product dalam Konteks Website
Lantas, apa yang dimaksud dengan minimum viable product pada konteks website? Pada dasarnya, MVP pada web development tidak jauh berbeda dengan definisi umumnya.
MVP dalam konteks website berarti strategi pengembangan sebuah produk yang berupa situs web.
Minimum Viable Product (MVP) adalah versi website yang siap diluncurkan dengan beberapa fitur utamanya.
Fitur-fitur tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Misalnya, jika website tersebut berupa e-commerce, maka pastikan bahwa fitur pemesanan online dapat berfungsi dengan baik.
Itulah mengapa strategi ini disebut dengan minimum viable product, atau dalam bahasa Indonesia berarti produk dengan kelayakan minimal. Artinya, Anda perlu memastikan fitur-fitur utamanya dapat difungsikan oleh pengguna.
MVP website mungkin masih belum dikembangkan dengan sempurna. Website ini pada dasarnya bertujuan untuk melihat bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan produk tersebut, masalah apa saja yang mereka hadapi, serta bagaimana memperbaikinya.
Fungsi Minimum Viable Product untuk Website
Berikut merupakan beberapa fungsi dari MVP dalam pengembangan website.
- Memberikan validasi ide bisnis dengan biaya investasi minimum
- Mengurangi biaya perbaikan
- Menghindari adanya technical debt
- Memperoleh feedback sebagai acuan pengembangan selanjutnya
- Mendapatkan biaya untuk pengembangan lebih lanjut
- Memungkinkan untuk bersaing di pasarnya dengan lebih cepat
Fitur MVP untuk Web Development
Website MVP harus memiliki fitur-fitur penting yang dapat digunakan oleh pengguna. Contoh minimum viable product pada website adalah meliputi beberapa fitur berikut.
1. Proposisi yang Jelas
Untuk menciptakan nilai proposisi yang jelas, Anda harus menentukan tindakan yang mungkin dilakukan saat pengguna mengaksesnya.
Anda juga dapat menyertakan Call to Action (CTA) yang menarik pada beberapa elemen untuk mendorong pengguna melakukan tindakan tersebut.
Hal ini sangat penting bagi perusahaan Anda. Sebab, pengguna mungkin tidak memahami penawaran yang Anda sertakan dan tindakan apa yang harus dilakukan.
Jika Anda tidak memberikan proposisi yang jelas, maka pengguna akan meninggalkan halaman tanpa melakukan tindakan tersebut.
2. Navigasi yang User Friendly
Anda juga harus memastikan bahwa navigasi pada halaman website mudah digunakan oleh pengguna.
Deskripsikan secara detail bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan navigasi yang Anda ciptakan pada website tersebut.
3. Konten Menarik
Selain proposisi dan navigasi, Anda juga perlu memastikan bahwa konten yang tersaji di dalamnya menarik dan berkualitas. Hal ini akan mempengaruhi kredibilitas website dan kepercayaan dari pengguna.
Konten yang berkualitas juga harus menjawab berbagai permasalahan dari pengguna. Tak hanya itu, hal ini juga dapat berpengaruh pada SEO website tersebut, sehingga pengguna akan lebih mudah menemukannya melalui search engine.
4. Integrasi Analitik
Mungkin Anda juga membutuhkan integrasi dengan Google Analytics atau tools lainnya untuk mengetahui aktivitas pengguna pada website tersebut.
Dengan integrasi analitik, Anda akan memahami berbagai kebutuhan pengguna dan interaksinya dengan produk MVP.
5. Metode Lead Generation
Fitur ini juga tak kalah penting untuk mendapatkan feedback dari pengguna.
Anda dapat memanfaatkan formulir, survei, data pendaftaran, dan lain sebagainya untuk memahami kebutuhan pasar, sehingga dapat menjadi acuan pengembangan selanjutnya.
Cara Membuat Minimum Viable Product
Setelah itu, Anda juga perlu memahami cara membuat MVP Minimum Viable Product untuk web development. Berikut langkah-langkahnya.
1. Kumpulkan Tim
Sebelum memulai sebuah proyek, kumpulkan orang-orang yang Anda percaya untuk mengerjakannya.
Pada langkah ini, penting untuk memilih tim yang berpengalaman dan berwawasan luas tentang pengembangan website.
2. Lakukan Riset
Riset merupakan tahap yang paling penting pada strategi ini. Anda perlu melakukan riset audiens untuk mengetahui kebutuhan pengguna, kesulitan yang mereka alami, serta keinginan mereka terhadap produk tersebut.
Selain itu, Anda juga perlu menganalisis pasar dan kompetitor untuk menentukan solusi yang tepat dari produk.
Pelajari semua insight tentang produk untuk menentukan fitur-fitur yang wajib Anda sertakan di dalamnya.
3. Menentukan Fitur Prioritas
Tentukan juga fitur-fitur penting apa yang harus ada pada website MVP Anda. Pilih fitur mana yang paling prioritas untuk mengetahui kebutuhan yang sesuai dengan permintaan pasar.
4. Design, Development, Testing
Selanjutnya, pada langkah ini saatnya untuk menciptakan rancangan dan memulai pengembangan. Anda harus fokus pada kualitas dan fungsi dari produk yang akan diciptakan.
Sebab, ide yang cemerlang akan percuma jika tidak diimbangi dengan eksekusi yang baik.
Jangan lupa untuk melakukan pengujian sebelum merilis website MVP. Hal itu dikarenakan website tersebut tidak hanya digunakan sekali atau dua kali saja.
Anda perlu memastikan bahwa pengembangan dan fitur-fitur di dalamnya sudah layak dimanfaatkan oleh pengguna.
5. Dapatkan Feedback
Tujuan utama dari pembuatan website MVP adalah untuk mengujinya dan memastikan produk tersebut dapat berfungsi sesuai tujuannya.
Oleh karena itu, feedback atau ulasan sangat dibutuhkan dalam minimum viable product.
Berkenaan denga ini, gunakan beberapa metrik dan metode untuk mendapatkan feedback yang Anda pilih.
Fokuskan pada bagaimana pengguna merespon produk tersebut, berinteraksi dengannya, dan menilai kinerjanya. Kemudian, data tersebut dapat Anda manfaatkan untuk pengembangan lebih lanjut.
Nah, itulah beberapa rangkuman informasi tentang apa itu Minimum Viable Product atau MVP.
Pada intinya, MVP sangat diperlukan untuk mengembangkan produk, termasuk pembuatan website. Jadi, Anda harus memperhatikan fitur-fitur krusial pada produk tersebut.
Tak hanya itu, untuk membuat minimum viable product website, Anda juga harus memastikan halaman website tersebut ramah pengguna.
Gunakan navigasi yang mudah, serta desain responsif dan menarik untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam mengakses halaman tersebut.
Desain yang responsif memang sangat berpengaruh terhadap user experience.
Seringkali pengguna tidak nyaman untuk menyelami informasi di situs web karena desainnya yang kurang menarik.
Oleh karena itu, pastikan desain web yang Anda gunakan sesuai kebutuhan dan keinginan pengguna.