Content Pillar: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Contohnya

Content pillar adalah faktor penting strategi content dalam dunia digital marketing untuk menggaet audiens. Kenali jenis, manfaat, serta cara membuat content pillar yang efektif.

DAFTAR ISI

Content pillar adalah sesuatu yang tidak asing bagi digital marketer. Seorang digital marketer yang andal tidak lepas dari pengetahuan dan keterampilan dalam membuat strategi konten.

Strategi yang tepat akan memudahkan pemasaran untuk mendapatkan traffic, leads, maupun engagement dari audiens. Ibarat sebuah pilar rumah, content pillar adalah tiang penyangga yang berguna untuk menyokong keberhasilan marketing champaign dan brand awareness terhadap audiens.

Lantas apa definisi content pillar yang sesungguhnya? dan bagaimana cara membuatnya? Simak selengkapnya di artikel ini.

Pengertian Content Pillar

Content pillar adalah sekumpulan panduan kontekstual yang disusun untuk memudahkan user mencari suatu informasi penting dari sebuah brand produk yang kita jual.

Dasar-dasar konten pilar adalah memberikan sebuah jawaban terhadap pertanyaan audiens mengenai produk.

Memberikan sebuah edukasi dan pengetahuan singkat mengenai produk supaya audiens memahami produk secara kuat, serta secara tidak langsung membangun sebuah kepercayaan dari audiens kepada produk. 

Fungsi Content Pillar

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari konten pilar yang baik.

  • Dapat meningkatkan traffic website dan ranking pada mesin pencarian.
  • Dapat meningkatkan keterbacaan konten lainnya.
  • Dapat membuat website bisnis untuk menjadi rujukan konten lain.
  • Dapat menjadi media marketing yang gratis dan efektif.
  • Dapat menjadi konten yang bertahan lama dan relevan saat waktu kapan pun.

Manfaat Content Pillar

Jangan pernah menyepelekan konten pilar yang dibuat. Konten pilar yang diterapkan di dalam marketing campaign adalah salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan produk menjangkau audiens.

Nah, berikut adalah manfaat content pillar, di antaranya adalah: 

1. Konten Lebih Matang dan Terstruktur

Mengapa konten pilar penting? Content pillar bisa menjadi acuan ketika ragu atau kehabisan ide untuk membuat konten baru. Content planning juga lebih kaya akan bahan konten yang akan dijadikan topik – topik selanjutnya. 

2. Mengoptimalkan SEO

Content pillar secara tidak langsung bisa mengoptimalkan SEO. Dengan adanya konten pilar, struktur dan navigasi website menjadi lebih rapi sehingga memudahkan audiens mencari informasi terkait produk atau jasa yang dijual.

3. Meningkatkan Konversi

Tujuan dibentuknya digital marketing di perusahaan adalah untuk menaikan atau mendapatkan traffic dan sales akan brand yang dijual.

Content pillar yang baik akan menghasilkan konversi yang baik juga. Namun, hal ini juga harus didukung dengan pemilihan konsep dan pengoptimalan copywriting dengan cara membuat copy dan CTA (Call to Action) yang menarik.

Jadi, audiens yang pada awalnya tidak mengetahui produk, melakukan transaksi, hingga melakukan transanksi yang berulang-ulang maka bisa dikatakan tugas dari seorang digital marketer berhasil.

4. Brand Dikenal Kuat

Kesan brand yang kuat, dibentuk dengan pengemasan branding yang kuat pula. Namun, branding ini adalah termasuk hal yang menantang apalagi jika kita amati customer behavior yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Brand secara tidak langsung memiliki hubungan dengan customer behaviour, jadi perlu diadakan strategi yang tepat seperti memahami kebutuhan audiens, melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih hangat dengan mereka sehingga customer menjadi loyal.

Jika brand yang Anda personakan di media sosial tidak memiliki identitas dan ciri khas yang jelas, maka siap-siap saja customer akan meninggalkan produkmu.

Jenis-Jenis Content Pillar

content pillar adalah
Jenis-Jenis Content Pillar (Foto: Unsplash)

Content pillar tidak serta merta dibangun atas kemauan seorang marketer, melainkan harus melihat dari niche, market research, serta buyer persona.

Kejelian memilih konsep pembuatan konten pilar yang dimana dimulai dari perencanaan ide, pembuatan konten, sampai eksekusi pemasaran produk harus seirama dengan apa yang audiens butuhkan. Jangan sampai membuat konten pilar di luar konsep supaya yang dihasilkan maksimal. 

1. Functional Content

Sesuai dengan namanya, functional content adalah konten yang bersifat informasional mengenai produk, services, serta jasa yang terkait.

Contoh konten pilar di sosial media bisa dibuat seperti konten promosi, konten review produk berupa testimonial, maupun konten yang berisikan Unique Selling Point (USP).

Konten ini sangat penting bagi perusahaan yang sedang gencar meluncurkan atau memperkenalkan produk baru kepada audiens supaya mendapatkan traffic atau leads yang memukau. 

Kekuatan produk yang bisa sampai menggerakkan hati konsumen untuk tertarik dan membeli produk kita tidak terlepas dari rancangan konten sosial media, pengemasan konten yang menarik.

Maka dari itu, perlu adanya pematangan konten pilar dari memahami proses pelanggan membeli produk  yang ditinjau dari funnel marketing hingga sampai mendapatkan konversi sesuai dengan target.

2. Creative Content

Creative content adalah konten yang disampaikan kepada audiens dengan gaya yang casual, tidak baku, dan santai. Konten ini membutuhkan banyak kreativitas untuk menciptakan konten yang segar dan inspiratif.

Content pillar ini cocok untuk bisnis yang bergerak dibidang lifestyle dan travelling. Maka, dipastikan konten sosial media yang dikemas harus menghibur, luwes, dan juga tidak melupakan dari segi informasinya. 

Contoh konten pilar ini bisa berupa konten rekomendasi, jika menggunakan sosial media Instagram maka bisa memakai reels untuk memperkenalkan dan menjangkau lebih banyak audiens.

Sementara jika menggunakan TikTok, maka perlu membuat konten yang menarik untuk memperkenalkan produk.

3. Educative Content

Content pillar ini setidaknya harus menampilkan infografis, seputar fakta, dan konten-konten edukasi lainnya.

Sama halnya dengan functional content, educative content harus memperkenalkan atau menampilkan informasi yang lebih lengkap dan terstruktur.

Konten pilar ini cocok digunakan bisnis yang bergerak di bidang pendidikan maupun kesehatan. Contohnya, Alodokter dan Ruangguru.

4. Agile Content

Agile content bisa diterapkan untuk memuat isu hangat yang sedang terjadi. Pembuat konten ini harus bisa melihat kesempatan dan strategi jitu menaikkan traffic atau leads. Contohnya adalah perayaan hari besar seperti idul fitri.

Maka konten yang dibuat juga seputar idulfitri, tak jarang kompetitor juga membuat konten yang sama, maka perlu dikemas dengan menarik dan kreatif agar bisa menggapai leads dan engagement dari audiens. 

Cara Membuat Content Pillar

Cara Membuat Content Pillar
Cara Membuat Content Pillar (Foto: Unsplash)

Nah, sekarang Anda akan mengetahui cara membuat content pillar yang efektif untuk konten social media Anda, antara lain:

1. Market Research

Kembali lagi, tentukan dengan mantap target pasar dan ciptakan buyer persona yang relevan untuk membimbing Anda merancang sebuah konten pilar.

Di bagian ini adalah awal dari alur konten Anda akan berjalan. Pastikan market research yang Anda targetkan sesuai dengan kecocokan akan produk Anda.

2. Amati Sesuatu yang Trendy

Sesuatu yang trendy jika memiliki kaitan atau hubungan yang sama dengan produk Anda, maka memiliki poin plus untuk membuat topik yang lebih menarik dan berkualitas.

Jadi, seorang digital marketer harus peka terhadap peluang dan berpikir kreatif untuk mengemasnya menjadi konten yang lebih segar dan berbeda. 

3. Amati Kompetitor dengan Seksama

ATM (Amati Tiru Modifikasi) adalah istilah yang sering Anda dengar dalam dunia marketing. Kemampuan untuk memodifikasi konten kompetitor memerlukan cara berpikir yang out of the box supaya konten kita memiliki hal beda yang “lebih menjual”.

Dengan memahami weakness dari konten kompetitor dan mengetahui cara terbaik untuk menumbuhkan kekuatan konten, maka kita bisa dapatkan topik yang baru karena memiliki content pillar yang baik.

4. Lakukan Evaluasi Konten Social Media Secara Berkala

Audit konten media sosial secara berkala agar mendapatkan sanggahan masukan yang positif  untuk pengembangan content pillar.

Sesuaikan dengan kebutuhan audiens dan evaluasi tentang pengemasan konten juga perlu diperbaiki sesuai dengan perkembangan zaman.

5. Kategorikan Struktur Content Pillar

Nah, ketika sudah mendapatkan ide-ide baru, maka kategorikan ide tersebut untuk dibuat struktur content pillar. Setelah membuat content pillar, maka bagikan ke setiap bagian funnel marketing. Mulai dari segmen terbawah sampai teratas.

Maka, kinerja digital marketing akan maksimal karena akan mendapatkan impact yang besar yang berguna untuk penjualan produk. 

Contoh Content Pillar

Konten pilar dapat diterapkan pada editorial plan. Berikut ini adalah contoh konten pilar untuk membuat target yang ingin dituju sesuai produk atau jasa.

Contoh content pillar
Contoh Content Pillar (From belajarlagi.id)

Itulah uraian lengkap tentang pilar konten. Konten pilar dapat digunakan untuk berbagai media, salah satunya website.

Website sendiri merupakan salah satu media pemasaran bisnis yang berpotensial mendatangkan pembeli bagi bisnis Anda. Gunakan jasa layanan dari Sitespirit dan dapatkan pengunjung potensial!

Let’s get started!

Artikel cara mengadopsi sebagai contoh konten evergreen
Ilustrasi dua orang bertransaksi secara direct sales
Customer loyalty yang membuat pelanggan kembali bertransaksi
Kenaikan transaksi pada bisnis karena keberhasilan customer retention

Ikuti Update Informasi dari Sitespirit!

Cantumkan email Anda untuk mendapatkan informasi penawaran terbaik, update berita dan artikel, serta portofolio dari Sitespirit.