Brand Equity adalah: Definisi, 5 Elemen, & Cara Mengukur

Brand equity adalah nilai yang dimiliki oleh suatu merek berdasarkan hasil persepsi dan pengalaman dari konsumen. Merek dengan brand equity yang kuat akan mempunyai daya tarik lebih besar dan tingkat kepercayaan pelanggan tinggi.

DAFTAR ISI

Pastinya setiap orang yang memiliki bisnis memiliki sebuah impian untuk orang-orang tertarik membeli bahkan produk tersebut belum masuk tanggal peluncuran resmi. Istilah tersebut dapat kita sebut brand equity.

Mungkin beberapa orang yang berkecimpung pada dunia bisnis sudah tidak asing dengan istilah tersebut. Namun bagi jika Anda masih awam dalam istilah tersebut jangan khawatir. Pada artikel kali ini kita akan memahami bersama mengenai brand equity mulai dari definisi, elemen, cara membangun brand equity, dan cara mengukurnya.

Apa itu Brand Equity?

Brand Equity adalah istilah yang merujuk pada nilai yang melekat pada suatu merek dalam konteks pemasaran. Nilai tersebut ditentukan oleh cara konsumen memandang dan mengalami merek tersebut. Jika citra suatu merek positif di mata publik, maka merek tersebut dianggap memiliki brand equity yang baik.

Di sisi lain, apabila sebuah merek secara konsisten mengecewakan pelanggannya dan banyak orang merekomendasikan untuk tidak menggunakan merek tersebut, maka merek tersebut dianggap memiliki nilai negatif.

Lalu, brand equity dapat dikatakan positif, jika memiliki nilai seperti apa? Berikut beberapa poin-poin yang harus Anda pahami.

  • Perusahaan dapat mengenakan harga lebih tinggi untuk produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat.
  • Bisa digunakan untuk memperluas lini produk terkait yang mengintegrasikan nama merek, sehingga meningkatkan potensi pendapatan.
  • Dapat berkontribusi pada peningkatan nilai saham perusahaan.

Brand equity juga mencerminkan nilai produk suatu perusahaan dibandingkan dengan produk yang serupa.

Perusahaan dapat meningkatkan ekuitas merek mereka dengan menciptakan produk yang mudah diingat, mudah dikenali, serta unggul dalam hal kualitas dan keandalan. Kampanye pemasaran yang luas juga berperan dalam membangun brand equity.

Manfaat Brand Equity

Brand Equity adalah nilai yang mendukung keberlangsungan dan daya saing bisnis di antara berbagai kompetitor dalam niche yang sama. Meskipun harga suatu produk tinggi, dengan brand equity yang solid, konsumen tetap akan berbondong-bondong melakukan pembelian. Berikut beberapa manfaat brand equity adalah antara lain:

  • Meningkatkan daya saing brand di tengah banyaknya kompetitor.
  • Mendapatkan kepercayaan dan otoritas dari pelanggan.
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan untuk pembelian berulang.
  • Meningkatkan retensi pelanggan serta membangun nilai merek.
  • Menonjolkan Unique Selling Proposition (USP) yang lebih menarik dibandingkan pesaing.
  • Memaksimalkan visibilitas, popularitas, dan eksistensi perusahaan.
  • Membangun hubungan emosional dengan basis pelanggan.

Elemen Brand Equity

Setelah sebelumnya telah memahami apa itu brand equity, pastinya terdapat beberapa elemen juga didalamnya yang harus Anda pahami. Oleh karena itu, berikut elemen brand equity adalah antara lain:

1. Brand Awareness

brand awareness
brand equity adalah (sumber: Pexels.com)

Elemen brand equity pertama adalah kesadaran merek. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat pengenalan konsumen terhadap sebuah merek atau produk, sehingga dapat mendorong pembelian yang lebih besar.

Beberapa cara untuk meningkatkan kesadaran merek meliputi penyelenggaraan event marketing, penggunaan berbagai media promosi, kampanye digital, dan masih banyak lagi.

2. Perceived Quality

Elemen brand equity kedua adalah kualitas yang dipersepsikan merujuk pada bagaimana suatu merek dapat membangun citra positif melalui kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Hal ini tidak hanya berhubungan dengan aspek fisik produk, tetapi juga mencakup keseluruhan pengalaman konsumen. 

Sebagai pebisnis, penting untuk memahami sudut pandang konsumen terhadap produk Anda, apakah mereka merasa puas atau kecewa, dan faktor apa yang mempengaruhi pandangan mereka.

Merek dengan persepsi kualitas yang baik memiliki peluang lebih besar untuk membangun brand equity yang positif dan berkesinambungan di mata audiens target.

3. Brand Association

Elemen brand equity ketiga adalah untuk menanamkan produk atau jasa yang Anda tawarkan dalam pikiran audiens sebagai merek yang teringat pertama kali.

Elemen ini dapat dibangun melalui konsep pemasaran, logo, nama, visual grafis, atau aspek lain yang terlibat saat konsumen berinteraksi dengan merek.

4. Brand Loyalty

Elemen selanjutnya dari brand equity adalah menjadi salah satu indikator kuat dari nilai brand equity. Elemen ini merujuk pada seberapa setia basis konsumen terhadap produk atau jasa Anda.

Tingginya loyalitas merek memungkinkan konsumen melakukan pembelian berulang dan tidak mudah beralih ke merek pesaing, sehingga hubungan jangka panjang bisa lebih mudah terjalin.

5. Property Brand Assets

Elemen ini merujuk pada sekumpulan aset yang termasuk dalam identitas merek, seperti logo, palet warna, tagline, dan tipografi tertentu.

Ciri-ciri aset yang baik dalam brand equity adalah kemudahan ingat, memiliki identitas dan sejarah tersendiri, serta konsistensi yang terjaga.

Cara Membangun Brand Equity

Setelah mengetahui bahwa brand equity adalah aspek penting dalam strategi pemasaran, Anda mungkin tertanya-tanya bagaimana cara membangun brand equity yang kuat untuk bisnis Anda. Berikut adalah cara membangun brand equity yang dapat Anda terapkan.

1. Membangun Identitas Merek

Sebelum memaksimalkan nilai dan ekuitas merek, penting untuk membangun identitas merek yang jelas, menarik, unik, dan mudah diingat.

Dalam identitas ini, Anda bisa menyertakan informasi seperti Unique Selling Proposition, visi, misi, dan nilai-nilai bisnis secara umum.

Pastikan identitas ini selaras dengan produk atau jasa yang tawarkan, dan tekankan keunggulan produk Anda dibandingkan kompetitor yang ada.

2. Meningkatkan Pengalaman Pelanggan (Customer Experience)

Langkah selanjutnya untuk cara membangun brand equity adalah memaksimalkan pengalaman pelanggan. Merek harus memastikan bahwa setiap tahap pengalaman konsumen, dari awal hingga akhir proses pembelian, berlangsung menyenangkan dan lancar.

Cara untuk meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus brand equity adalah dengan melakukan uji coba produk atau jasa secara langsung, sehingga konsumen dapat menilai kualitas dan keunggulan yang ditawarkan.

3. Menekankan Nilai Bisnis (Brand Value)

Langkah selanjutnya untuk cara membangun brand equity adalah menekankan nilai bisnis agar dapat menarik perhatian target konsumen. Sebuah merek biasanya lebih dapat menarik konsumen yang memiliki nilai, perspektif, atau prinsip yang sama.

Sebagai contohnya adalah jika merek Anda mengedepankan produk yang “organik,” maka strategi ini akan menarik konsumen yang memiliki nilai yang serupa.

4. Melakukan Strategi Pemasaran yang Tepat

Elemen selanjutnya dari brand equity adalah menjadi salah satu indikator kuat dari nilai brand equity. Elemen ini merujuk pada seberapa setia basis konsumen terhadap produk atau jasa Anda.

Tingginya loyalitas merek memungkinkan konsumen melakukan pembelian berulang dan tidak mudah beralih ke merek pesaing, sehingga hubungan jangka panjang bisa lebih mudah terjalin.

Cara Mengukur Brand Equity

Pengukuran brand equity adalah proses penting namun kompleks untuk memahami posisi dan nilai suatu merek di mata konsumen. Berikut adalah cara mengukur brand equity yang dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien:

1. Kickoff Meeting

Langkah pertama untuk cara mengukur brand equity adalah pertemuan awal. Dalam pertemuan ini, tim yang terkait, seperti tim pemasaran, riset pasar, dan manajemen merek, berkumpul untuk menentukan tujuan pengukuran, mendefinisikan aspek brand equity yang akan diukur, serta merencanakan strategi pengumpulan data.

2. Menyusun Survei Brand Equity

Langkah kedua untuk cara mengukur brand equity adalah merancang survei brand equity yang sesuai dengan tujuan dan parameter yang telah dibahas dalam kickoff meeting

Survei harus dirancang dengan cermat untuk menghasilkan data yang relevan mengenai persepsi konsumen terhadap merek.

Pertanyaan dalam survei bisa mencakup kesadaran merek, preferensi, relevansi, keterlibatan, reputasi, dan aspek lain yang terkait dengan brand equity.

3. Mengumpulkan Tanggapan

Setelah survei disiapkan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan respons dari audiens yang ditargetkan. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti survei online, wawancara langsung, atau diskusi kelompok. Penting untuk memastikan bahwa sampel yang diambil representatif untuk hasil yang akurat.

4. Mengolah dan Memilah Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya untuk cara mengukur brand equity adalah menganalisis dan menyaring respon yang diperoleh. Proses ini melibatkan analisis statistik untuk mengidentifikasi tren, pola, dan wawasan yang dapat diorganisir dan disajikan dengan menggunakan alat analisis yang sesuai, seperti perangkat lunak statistik atau spreadsheet.

5. Melakukan Analisis, Membuat Laporan, dan Debriefing

Langkah terakhir adalah melakukan analisis terhadap data yang telah diproses, menyusun laporan yang merangkum temuan utama, serta mengadakan sesi debriefing dengan tim terkait.

Analisis dan laporan tersebut seharusnya memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai brand equity serta merekomendasikan langkah-langkah selanjutnya.

Debriefing juga penting untuk memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama dan untuk memfasilitasi tindakan yang diperlukan dalam meningkatkan brand equity.

Contoh Brand Equity

Jadi bagaimana? Apakah sekarang Anda sudah cukup memahami apa itu brand equity? Kali ini kita akan mengenali beberapa contoh brand equity yang bisa dikatakan sangat terkenal di Indonesia.

1. Apple

contoh produk dari brand Apple
brand equity adalah (sumber: Pexels.com)

Apple menargetkan pasar niche, yaitu komputer dan perangkat gadget. Hal ini berbeda dengan Samsung yang juga memperluas jangkauannya ke elektronik rumah tangga seperti kulkas dan kompor.

Dalam menentukan target pasar, Apple menciptakan produknya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan individu yang berusia antara 25 hingga 44 tahun, terutama di kalangan profesional.

Rata-rata, individu dalam rentang usia tersebut sudah mulai mapan secara finansial sehingga bersedia membayar harga premium. Harga ini sebanding dengan fasilitas elegan yang ditawarkan oleh Apple.

Ketika Apple meluncurkan produk baru, banyak orang sudah menantikannya untuk dibeli, meskipun harganya tergolong tinggi. Inilah yang menjadi kekuatan utama dari brand equity Apple. 

2. Aqua

Saat Anda pergi ke sebuah warung untuk membeli sebuah botol air, apa yang pertama kali Anda ucapkan? Rata-rata orang akan langsung berkata “aqua,” walaupun produk yang tersedia adalah merek lain. 

Hal ini wajar karena nama brand  ini memang mudah untuk diingat, seperti yang kita ketahui kata “aqua” memiliki arti “air.”

Pada tahap ini, calon pelanggan sudah mulai mengenali merek Anda, mereka juga mulai memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan.

3. Hansaplast

Contoh brand equity selanjutnya adalah Hansaplast dibentuk melalui kombinasi kuat antara brand awareness, citra merek, dan kepercayaan dari pelanggan. Hansaplast secara rutin memperbaharui varian produknya agar tetap relevan dengan kebutuhan konsumen.

Brand awareness mereka juga terjaga dengan baik. Salah satu buktinya, Hansaplast sering mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti acara olahraga dan kegiatan sosial lainnya.

4. Gojek

Contoh brand equity selanjutnya adalah Gojek. Fenomena ojek online mulai muncul sekitar tahun 2010, dan sejak itu masyarakat menjadi akrab dengan layanan ojek yang akan dipesan melalui ponsel mereka. Kini, telah banyak layanan baru yang muncul untuk mempermudah mobilitas pengguna.

Ketika seseorang mencari transportasi atau layanan pemesanan lainnya, Gojek sering kali menjadi pilihan utama yang muncul di benak konsumen.

Kesimpulan

Dari artikel kali ini, dapat kita simpulkan bahwa brand equity adalah nilai yang melekat pada suatu merek yang tercipta melalui persepsi, pengalaman, dan interaksi konsumen.

Untuk membangun brand equity, perusahaan perlu fokus pada elemen-elemen penting seperti brand awareness, perceived quality, brand association, dan brand loyalty.

Dengan strategi pemasaran yang tepat dan pengelolaan aset merek yang konsisten, perusahaan dapat menciptakan ekuitas merek yang positif dan berkelanjutan.

Terakhir, kami Sitespirit menyediakan berbagai jenis layanan yang kana membantu Anda terutama dalam pembuatan website yang profesional. Kami  juga akan menangani seluruh proses dari awal hingga akhir, sehingga kami mematikan semua sesuai dengan tujuan bisnis Anda. 

Butuh informasi lebih lengkap? Hubungi kontak kami untuk menggali informasi lebih lengkap atau Anda juga dapat berkonsultasi mengenai kebutuhan bisnis Anda.


Artikel cara mengadopsi sebagai contoh konten evergreen
Ilustrasi dua orang bertransaksi secara direct sales
Customer loyalty yang membuat pelanggan kembali bertransaksi
Kenaikan transaksi pada bisnis karena keberhasilan customer retention

Ikuti Update Informasi dari Sitespirit!

Cantumkan email Anda untuk mendapatkan informasi penawaran terbaik, update berita dan artikel, serta portofolio dari Sitespirit.