Di era serba online ini, cyber crime adalah salah satu ancaman yang harus diwaspadai ketika menggunakan internet.
Tingginya potensi cyber crime menciptakan peluang untuk tumbuhnya sistem keamanan dunia maya, atau biasa disebut dengan cyber security.
Cyber security berfungsi untuk memerangi atau melawan dari segala ancaman bahaya yang berasal dari dalam maupun luar.
Sebenarnya, apa itu cyber crime? Mari ketahui pengertian dan cara menghindarinya dalam artikel beriku ini.
Apa itu Cyber Crime?
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Nahak (2017), kejahatan siber pertama kali terjadi di tahun 1988. Pada waktu itu, kejahatan ini disebut dengan cyberattack.
Serangan ini bermula ketika ada seorang mahasiswa berhasil membuat virus yang dapat menyerang program komputer dan mematikan sekitar 10% dari seluruh komputer di dunia yang terhubung ke internet.
Kemudian di tahun 1994, Richard Pryce yang dikenal sebagai “the hacker” alias “Datastream Cowboy” ditahan karena masuk secara ilegal ke dalam ratusan sistem komputer rahasia, termasuk Griffitts Air Force, NASA, dan Korean Atomic Research Institute.
Melihat beberapa kejadian tersebut, istilah cybercrime muncul dan berkembang. Istilah satu ini mengacu pada kejahatan yang dilakukan di ruang cyber.
Jika diartikan, cyber crime adalah kejahatan yang terjadi dengan melibatkan jaringan dan komputer.
Hanya dengan sebuah perangkat komputer, seseorang bisa menjadi pelaku cyber crime atau target cyber crime.
Jenis-Jenis Cyber Crime
Jenis-jenis cybercrime dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya. Adapun jenis cyber crime adalah sebagai berikut:
1. Illegal Contents
Cybercrime illegal contents dilakukan dengan cara memasukkan konten atau data yang tidak benar, tidak etis, dan melanggar hukum internet.
Contoh cyber crime ini adalah penyebaran hoax yang dapat menyebabkan keributan dan mengganggu ketertiban publik.
2. Unauthorized Access to Service and Computer System
Jenis cyber crime unauthorized access to service and computer system dilakukan dengan cara masuk ke sistem jaringan seseorang secara ilegal.
Biasanya, kejahatan ini dilakukan untuk menyabotase atau mencuri data penting.
3. Data Forgery
Jenis cybercrime selanjutnya, yaitu data forgery. Cyber crime jenis ini dilakukan dengan cara pemalsuan data pada dokumen yang tidak memiliki skrip atau script less document.
Umumnya, Jenis kejahatan ini ditujukan untuk mencuri data penjualan daring atau e-commerce.
4. Cyber Espionage
Cyber espionage atau disebut juga cyber spying adalah cyber crime yang dilakukan dengan cara masuk ke suatu sistem jaringan secara ilegal dengan tujuan memata-matai suatu pihak untuk mencuri informasi atau data penting.
5. Cracking
Cracking adalah cybercrime yang bertujuan untuk merusak suatu sistem keamanan. Umumnya, cracking dilakukan untuk melakukan pencurian data, pemalsuan data, dan kejahatan yang lain.
6. Cyber Terrorism
Cyber terrorism dilakukan oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk menyebarkan teror dan mengancam keselamatan warga negara dan pemerintahan.
7. Hacking
Hacking adalah istilah yang paling umum di dunia cyber crime. Hacking adalah kejahatan yang dilakukan untuk meretas sistem jaringan kemudian dimanfaatkan untuk mendapatkan sebuah keuntungan.
8. Carding
Carding adalah kejahatan dengan melakukan penyalahgunaan data kartu kredit seseorang untuk melakukan transaksi daring.
Para pelaku kejahatan ini nantinya akan mendapatkan suatu barang secara gratis dan menjualnya kembali.
Contoh Cyber Crime
Setelah mengetahui jenis-jenis kejahatan siber, Anda perlu tahu apa saja contoh-contohnya. Berikut penjelasannya.
1. Serangan Malware
Serangan malware terjadi ketika komputer atau jaringan terkena virus. Serangan malware yang cukup menggemparkan pernah terjadi pada Mei 2017.
Saat itu, terjadi serangan malware bernama WannaCry ransomware attack. Ransomware adalah malware yang digunakan untuk mengunci atau meretas data-data penting.
Setelah berhasil, pelaku akan meminta uang tebusan dari korban untuk mengembalikan data dan device.
2. Phishing
Phishing adalah kejahatan siber yang dilakukan dengan cara mengelabui korban.
Biasanya, phishing dikirim dalam bentuk email dengan attachment atau link yang mengarahkan ke situs berbahaya.
Tipe lain dari phishing adalah spear-phishing, yaitu pesan phishing yang dibuat agar terlihat dari sumber terpercaya.
3. Distributed DoS Attacks (DDoS)
Serangan Distributed DoS (DDoS) adalah cyber crime yang dilakukan untuk membuat sebuah sistem atau jaringan menjadi down.
DDoS juga digunakan sebagai ancaman pelaku cybercrime untuk meminta uang tebusan kepada korban.
Tak jarang, DDoS digunakan sebagai taktik distraksi dari pelancaran aksi cyber crime lainnya.
Cara Menghindari Cyber Crime
Cyber crime bisa memberikan dampak yang membahayakan bagi pengguna internet. Oleh karena itu, Anda perlu tahu cara-cara untuk menghindari kejahatan ini. Adapun di antaranya, yaitu:
1. Menggunakan Aplikasi Anti-virus dan Selalu Ter-update
Aplikasi anti-virus dapat membantu Anda untuk memindai, mendeteksi, dan menghapus virus yang bisa menjadi masalah bagi komputer Anda.
Komputer yang terlindungi dengan aplikasi anti-virus dapat terhindar dari cyber crime. Namun sebagai catatan, gunakan anti-virus yang ter-update agar proteksi yang didapatkan lebih optimal.
2. Menggunakan Aplikasi dan Sistem Operasi yang Ter-update
Aplikasi dan sistem operasi komputer yang up to date dapat memberikan proteksi yang lebih baik. Sebab, security system yang diberikan akan menggunakan sistem yang telah diperbarui.
3. Menggunakan Password yang Aman
Cara menghindari cyber crime selanjutnya, yaitu buatlah password yang tidak mudah ditebak oleh orang lain. Pastikan juga bahwa, kata sandi Anda tidak tersimpan di browser.
4. Jangan Pernah Membuka Attachment Files di Kotak Spam
Cara klasik penyebaran malware, yaitu mengirimkan e-mail dengan attachment files yang berisi malware di kotak Spam. Jangan pernah membuka attachment files ini apabila Anda tidak mengetahui pengirimnya.
5. Jangan Pernah Mengklik Links yang Ada di Kotak Spam atau Situs Berbahaya
Hindari mengeklik link yang terdapat di kotak Spam, terutama dari situs atau alamat e-mail yang tidak dikenal. Pasalnya, link tersebut sering diarahkan ke situs yang berbahaya.
6. Jangan Mudah Memberikan Informasi Pribadi
Jangan memberikan informasi pribadi melalui telepon maupun e-mail apabila tidak mengetahui siapa peneleponnya.
Pastikan pihak yang menanyakan informasi pribadi Anda merupakan pihak yang dapat dipercaya.
Perlu diingat, pelayan publik biasanya tidak akan meminta informasi yang bersifat pribadi dan rahasia, seperti kode OTP atau password.
7. Perhatikan URL yang Sedang Dikunjungi
Selalu perhatikan URL yang akan Anda klik. Pastikan, apakah URL tersebut legitimate atau tidak. Hindari mengklik URL yang terlihat tidak familiar dan penuh spam.
Apabila sistem jaringan internet Anda memiliki layanan untuk melindungi kegiatan transaksi, maka pastikan sistem tersebut sudah diaktifkan.
8. Cari Bantuan
Ketika Anda diminta untuk memberikan informasi rahasia oleh suatu instansi atau perusahaan, langsung tutup saja teleponnya atau abaikan.
Bila perlu, cari bantuan dengan cara menghubungi pihak yang bersangkutan di nomor resminya untuk memastikan apakah itu dari pihak mereka dan bukan.
Namun, terkadang para cybercriminal ini dapat membuat clone kontak bank atau organisasi tertentu, sehingga ketika Anda menghubungi kembali pihak bersangkutan, mereka bisa berpura-pura.
9. Perhatikan Rincian dari Transaksi Bank Anda
Selalu perhatikan mutasi bank Anda untuk mendeteksi apakah ada transaksi yang tidak familiar.
Apabila menemui hal tersebut, segera hubungi pihak bank untuk selanjutnya dapat diinvestigasi.
10. Waspadai saat Menggunakan WiFi Umum
Hindari melakukan transaksi perbankan menggunakan WiFi umum. Sebab, WiFi umum dapat digunakan oleh cybercriminal untuk mengakses informasi pribadi Anda.
WiFi umum merupakan koneksi jaringan yang tidak aman, sehingga dapat dimanfaatkan oleh cybercriminal untuk menyebarkan malware ke komputer Anda.
Demikian penjelasan mengenai cyber crime. Kesimpulannya, cyber crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh kriminal dengan menggunakan komputer dan jaringan.
Cyber crime dapat mencuri data siapa saja dan menyalahgunakannya untuk keuntungan pribadi. Jadi, agar terhindar dari kejahatan ini, lakukan beberapa cara-cara yang sudah dijelaskan di atas.
Selain itu, lakukan pemeliharaan website secara rutin agar kesehatan dan keamanan situs web tetap terjaga.