Secara umum, rendering atau reka citra merupakan proses pengubahan atau pengeditan data mentah berupa model atau deskripsi menjadi visual yang dapat dilihat, seperti gambar, video, dan halaman web.
Reka citra sendiri banyak digunakan dalam berbagai bidang, yakni grafik komputer, animasi, game, film, desain arsitektur, web, dan masih banyak lagi.
Adapun dalam kaitannya dengan SEO, rendering menjadi proses untuk mengubah kode situs web menjadi halaman web yang ditampilkan dan dapat dilihat oleh pengguna.
Untuk lebih memahami apa itu rendering pada SEO, silakan menyimak penjelasan pada artikel SiteSpirit berikut ini.
Apa Itu Rendering pada SEO?
Rendering pada SEO adalah proses ketika crawler search engine mengambil halaman web, menjalankan kode, dan menganalisis halaman web dari segi konten, layout, dan struktur halaman.
Hal tersebut menjadi proses untuk menentukan relevansi dan kualitas konten di website bersama dengan konten dari website lain untuk menjawab apa yang dicari user di mesin pencari.
Apabila konten dari website Anda dinilai berkualitas dan relevan, konten akan berpotensi mendapat peringkat dan muncul di halaman pertama hasil pencarian.
Baca Juga: 10 Cara Optimasi SEO Agar Website Raih Rangking di Google
Peran Rendering pada SEO

Rendering memiliki peran krusial dalam memuat halaman web. Di antara tugas proses ini pada SEO adalah sebagai berikut:
1. Membantu Google memahami konten, struktur, konteks, dan layout-nya
Search engine akan menganalisa dan memahami konten tersebut, dari segi struktur, konteks, dan tata letaknya.
Apabila konten dinilai relevan dengan kueri mendatang yang akan ditemukan Google dan berisikan konten berkualitas, maka halaman web akan muncul di SERP.
2. Menganalisis kecepatan loading halaman
Mesin pencari akan mengukur kecepatan yang dibutuhkan website dalam memuat keseluruhan aset halaman, baik teks, gambar, video, JavaScript, dll.
Apabila halaman web gagal dimuat, dimuat dengan cara yang membingungkan, atau terganggunya cara informasi ditampilkan, maka Google akan menganggapnya negatif dan berpotensi mendapat peringkat yang lebih rendah.
3. Memberikan umpan balik
Google akan memberikan feedback mengenai masalah dalam proses rendering pada pemilik website melalui Google Search.
Diharapkan dari umpan balik tersebut, pemilik website akan melakukan perbaikan untuk mengoptimalkan halaman web.
Jenis Rendering dalam SEO

Pada dasarnya, yang dilakukan Google saat proses ini adalah memuat konten di situs web, mengukur kecepatan halaman dimuat, menilai response situs web, menganalisa apakah situs mobile-friendly, dan memastikan kelayakan UX situs web tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, setidaknya terdapat tiga jenis rendering dalam SEO. berikut adalah penjelasannya:
1. Server-Side Rendering (SSR)
Merupakan jenis yang memungkinkan proses rendering halaman web terjadi di server sepenuhnya, bukan di browser.
Sehingga, halaman HTML akan diproses di dalam server terlebih dahulu sebelum akhirnya dikirim ke browser pengguna.
SSR yang menawarkan pemrosesan halaman yang singkat membuat halaman yang telah di-render akan langsung muncul pada pencarian pengguna. Hal ini karena browser tidak perlu memuat ulang kontennya.
Di antara contoh konten dengan jenis ini adalah, informasi produk, informasi pengguna, dan artikel yang dapat langsung tampil di hasil pencarian.
Namun, ketika user mengklik link yang menuju ke halaman lain di website, maka server akan me-render halaman baru tersebut.
2. Client-Side Rendering (CSR)
Berbanding terbalik dengan SSR yang mengirimkan halaman web yang telah di-render di server ke browser pengguna.
Hal ini karena CSR akan me-render halaman web secara penuh di browser pengguna menggunakan JavaScript.
Sehingga, server hanya akan mengirimkan kerangka halaman, yakni HTML dan file JavaScript ke browser client untuk kemudian diambil alih dan di-render.
Apabila halaman web membutuhkan data dari database, browser akan mengambilnya melalui API (Application Programming Interface), lalu JavaScript akan me-render datanya ke halaman.
Selain itu, ketika user mengklik link ke halaman lain di website, server perlu mengirim ulang halaman web lagi.
Sebagai gantinya, hanya route yang berubah yang akan diperbarui dan halaman web yang masih sama tidak perlu dimuat ulang. Mudahnya, JavaScript akan memperbarui tampilan tanpa memuat ulang halaman.
3. Static Site Generation (SRG)
Jenis ini tidak akan melakukan render di server maupun browser ketika pengguna mengakses sebuah situs.
SRG memungkinkan pengguna dapat langsung melihat tampilan ketika membuka website karena halaman web yang berupa HTML statis langsung dikirimkan ke pengguna.
Tidak adanya rendering tambahan di server atau browser pengguna karena halaman web telah melalui proses tersebut di awal saat build time.
Sistem akan menghasilkan halaman HTML yang lengkap sesuai konten yang tersedia ketika masa pembangunan website. Lalu HTML statis tersebut akan disimpan ke dalam server atau Content Delivery Network (CDN) yang dapat langsung dikirim ke pengguna saat website diakses.
Proses Rendering oleh Google terhadap SEO
Search engine ini akan me-render untuk menganalisa struktur dan konten halaman web sebelum akhirnya melakukan indexing pada konten website.
Adapun langkah-langkah yang dijalankan oleh Google ketika melakukan rendering adalah sebagai berikut:
- Google akan menarik keluar URL yang akan diproses dari crawl queue
- Crawl Googlebot kemudian mengunjungi URL untuk mengunduh initial HTML
- Google akan menjalankan pemrosesan awal pada initial HTML dengan mengekstraksi tautan dari initial HTML dan menambahkannya pada crawl queue
- Setelah semua resources telah melalui crawling, halaman akan masuk antrean rendering
- Setelah resources siap, maka permintaan akan berpindah dari antrean render ke renderer, karena Google tidak langsung me-render semua halaman secara langsung
- Sistem render akhirnya akan membangun ulang halaman web dengan link yang telah melalui crawl
- Setelah proses rendering pada halaman web tersebut selesai, Google akan mencoba memahami konten secara komprehensif dengan rendering ini
- HTML yang telah di-render akan juga diteruskan oleh renderer kembali pemrosesan tahap kedua untuk dimasukkan ke Google Index
- Selanjutnya, Google akan mengekstrak link dari HTML yang telah di-render dan memasukkannya ke crawl queue
- Setelah halaman tersebut selesai melalui rendering dan indexing, sistem ini akan membuka URL yang selanjutnya dan mengulang seluruh proses tersebut hingga selesai
Baca Juga: Apa Itu Bot? Ini Pengertian, Jenis, dan Perannya bagi SEO!
Kesimpulan
Demikian adalah penjelasan mengenai rendering SEO dan pentingnya untuk memilih metode yang tepat untuk kebutuhan website Anda.
Proses ini sendiri tampak cukup rumit dan lama pada satu URL saja. Bisa dibayangkan seberapa besar sumber daya Google berisikan URL tersebut.
Oleh karena memahami rendering SEO berarti memahami bahwa konten website perlu dipastikan kualitasnya dan kebermanfaatannya.
Sebagai perusahaan penyedia jasa SEO, Sitespirit berkomitmen untuk membantu meningkatkan bisnis Anda dan memperkuat kehadiran online secara luas.
Hubungi kontak kami segera untuk informasi terkait layanan, harga, kebijakan, dan lainnya!