Apakah Anda memiliki sebuah website bisnis, terutama e-commerce, yang ramai pengunjung tetapi tidak menghasilkan banyak penjualan? Bisa jadi website tersebut membutuhkan Conversion Rate Optimization atau CRO.
Namun, apa itu CRO Conversion Rate Optimization? Tepat sekali, artikel berikut diperuntukkan bagi Anda yang ingin meningkatkan tingkat konversi bisnis pada website melalui CRO.
Kami akan menyajikan rangkuman informasinya, mulai dari pengertian, fungsi penting, hingga cara menerapkannya. Yuk, simak!
Apa itu Conversion Rate Optimization?
CRO atau conversion rate optimization adalah salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat konversi pada website bisnis.
Perlu diketahui terlebih dahulu, tingkat konversi adalah persentase pengunjung yang melakukan tindakan pada website Anda.
Contoh konversi atau tindakan yang dimaksud adalah seperti melakukan pembelian produk, mendaftar akun, berlangganan newsletter, menghubungi contact, atau mengisi formulir tertentu.
Jika persentase tingkat konversi Anda semakin tinggi, maka kemungkinan besar juga akan berpengaruh pada laba atau keuntungan bisnis.
Dalam hal ini, conversion rate optimization akan sangat berpengaruh untuk meningkatkan konversi tersebut.
Terlebih, jika pengunjung website Anda cukup ramai, tetapi tingkat konversinya tidak meningkat.
Kasus seperti itulah yang butuh dianalisis lebih lanjut menggunakan conversion rate optimization agar dapat menemukan solusi yang tepat.
Pentingnya Conversion Rate Optimization
Sudah jelas bahwa tujuan utama dari CRO adalah untuk meningkatkan jumlah konversi pada website bisnis.
Namun, ada beberapa peran penting lainnya yang bermanfaat bagi situs web Anda, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan SEO
Search Engine Optimization atau SEO ternyata sangat berkaitan dengan CRO, loh.
Penerapan teknik SEO yang tepat akan membuat pengunjung lebih mudah menemukan website Anda, serta berlama-lama menyelami informasi di dalamnya. Hal itu tentu akan berdampak bagi tingkat konversi bisnis.
Begitu juga sebaliknya, optimasi conversion rate juga akan berdampak bagi SEO website Anda.
Sebab, banyaknya konversi akan menjadikan website Anda dipandang lebih kredibel oleh pengguna dan mesin pencari.
Maka dari itu, secara tidak langsung, SEO conversion rate optimization akan membantu meningkatkan ranking web tersebut di Search Engine Result Page (SERP).
2. Menambah Keuntungan
Melakukan optimasi tingkat konversi tentu akan berperan penting bagi peningkatan keuntungan bisnis Anda.
Sebab, semakin tinggi tingkat konversi, maka kemungkinan keuntungan yang Anda dapatkan juga semakin tinggi.
Bagaimana bisa? Mari simak gambaran berikut. Misalnya Anda menjual sebuah produk dengan harga Rp100.000 pada website.
Dari 100 pengunjung website Anda, 10 orang di antaranya melakukan konversi pembelian, maka persentase tingkat konversinya adalah 10%.
Anggap saja keuntungan per produk yang Anda dapatkan adalah Rp20.000, maka dari 10 pembelian tersebut, laba yang didapatkan adalah Rp200.000.
Jika Anda menerapkan conversion rate optimization dan berhasil meningkatkan tingkat konversi menjadi 20%, maka laba yang Anda peroleh dapat mencapai Rp400.000.
Untuk itu, conversion rate optimization sangat penting untuk menambah keuntungan bisnis Anda.
3. Mengurangi Biaya Pemasaran
Pernahkah Anda mendengar istilah Cost per Acquisition atau CPA? Istilah tersebut merujuk pada besaran biaya untuk menghasilkan pelanggan yang melakukan konversi.
Berikut rumus untuk menghitungnya.
Singkatnya, biaya pemasaran yang tinggi harus menghasilkan konversi yang tinggi pula agar lebih untung. Sebab, CPA akan lebih rendah jika banyak orang yang melakukan pembelian.
Misalnya, ketika Anda mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp10.000.000, kemudian campaign tersebut mendatangkan 50.000 pengunjung web dan 10.000 pembeli, berarti tingkat konversinya adalah 20%.
Berikut perhitungan cost per acquisition-nya.
CPA= Biaya pemasaran / Jumlah pelanggan terkonversi
CPA= 10.000.000 / 10.000
CPA= Rp1.000
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Anda membutuhkan Rp1.000 untuk menghadirkan 1 pelanggan.
Akan tetapi jika Anda dapat meningkatkan tingkat konversi menjadi 40%, maka Anda akan mendapatkan 20.000 pelanggan dengan CPA 500 rupiah saja. Lebih hemat, bukan?
Hal yang Harus Diperhatikan pada CRO
Lantas, apa saja hal-hal yang harus Anda perhatikan dalam penerapan conversion rate optimization pada website? Simak beberapa poin berikut!
1. Memilih Tools
Hal pertama yang Anda butuhkan untuk menerapkan CRO adalah memilih tools yang tepat untuk memantau data analitik dari website.
Contoh tools analitik yang dapat Anda gunakan untuk kebutuhan CRO adalah Google Analytics.
Selain itu, Anda juga membutuhkan tools untuk melakukan eksperimen atau testing. Beberapa tools yang dapat Anda gunakan adalah Visual Website Optimizer (VWO) dan Optimizely.
Keduanya berbayar, tetapi jika Anda membutuhkan yang gratis, Google Optimize juga dapat menjadi opsi yang tepat.
3. Konten Persuasif
Anda juga perlu mempersiapkan konten dan informasi yang persuasif pada website sebelum melakukan conversion rate optimization.
Buatlah konten yang disertai dengan Call to Action (CTA) yang menarik, atau sajikan copywriting yang baik pada halaman Anda.
4. User Experience
Terakhir, Anda juga perlu meningkatkan user experience agar pengguna lebih nyaman ketika mengakses halaman website.
Pastikan kecepatan waktu muat website cepat dan stabil. Sebab, mayoritas pengguna akan meninggalkan website jika loadingnya lambat.
Pastikan juga desain website Anda responsif di berbagai device. Personalisasi konten sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan pengguna, sehingga mereka akan merasa lebih relevan dengan isi konten tersebut.
Cara Melakukan Conversion Rate Optimization
Setelah memahami beberapa informasi di atas, Anda juga harus mengetahui bagaimana cara untuk menerapkannya.
Simak langkah-langkah melakukan conversion rate optimization berikut.
1. Menentukan Target Website
Langkah pertama untuk melakukan CRO adalah menentukan target utama yang harus Anda optimasi.
Berkenaan dengan ini, fokuskan untuk mencari solusi mengapa pembeli tidak melanjutkan konversi ketika mengunjungi halaman web Anda.
Beberapa masalah yang mungkin menjadi fokus utama Anda dapat meliputi hal berikut.
- Homepage Anda tidak menampilkan kesan pertama yang baik bagi calon pelanggan
- Informasi yang Anda sajikan kurang lengkap dan tidak jelas
- Call-to-action tidak menarik
- Konten yang Anda sajikan kurang relevan dengan produk atau jasa yang ditawarkan
- Desain dan navigasi website mengurangi kenyamanan calon pelanggan
2. Memahami Marketing Funnel
Setelah mengetahui target utama Anda dalam penerapan conversion rate optimization, Anda juga harus memahami funnel marketing bisnis atau tahapan pelanggan terhadap bisnis.
Berikut merupakan tahapan funnel marketing pada sebuah bisnis.
- Brand awareness: Pada tahapan ini, pengguna belum mengetahui tentang bisnis Anda. Untuk itu, Anda harus fokus untuk memperkenalkannya kepada audiens yang potensial dan menarik perhatian mereka untuk mengarahkannya pada tahap berikutnya
- Interest: Setelah pengguna mengenal bisnis Anda, mereka akan tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap inilah yang disebut dengan interest
- Consideration: Tahap berikutnya, pengguna akan mulai mempertimbangkan apakah mereka membutuhkan produk atau jasa Anda. Biasanya, mereka juga akan membandingkannya dengan produk dari brand lain untuk memastikan mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
- Conversion: Nah, pada tahapan inilah yang mungkin Anda tunggu-tunggu. Pengguna akhirnya memutuskan untuk melakukan transaksi pembelian produk atau jasa Anda karena menganggapnya sesuai kebutuhan mereka
Pada conversion rate optimization, Anda perlu memahami tahapan funnel marketing tersebut.
Sebab, Anda dapat mengetahui sejauh mana langkah pelanggan sebelum berhenti melanjutkan tahapan tersebut. Dengan itu, Anda dapat fokus mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
3. Memahami Metrik
Pahami metrik apa saja yang diukur pada conversion rate optimization untuk memantau performanya.
Untuk mengetahuinya, Anda dapat memanfaatkan tools yang disediakan Google, seperti Google Analytics.
Berikut adalah beberapa contoh metrik yang penting untuk Anda analisis.
- Website traffic: Untuk mengetahui lalu lintas pengguna dalam mengunjungi website
- Engagement: Untuk mengukur interaksi pengguna pada konten atau elemen pemasaran lain yang Anda targetkan
- Conversion: Untuk mengukur seberapa banyak pelanggan yang melakukan konversi
- Revenue: Untuk mengetahui berapa hasil yang Anda dapatkan dari penjualan produk atau jasa
4. Benchmark Data
Langkah selanjutnya adalah melakukan benchmarking data. Benchmark adalah membandingkan metrik yang Anda peroleh dengan kompetitor lain di bidang sejenis.
Tujuan tahap ini adalah untuk mencari tahu di mana posisi bisnis Anda dalam persaingan digital.
Namun, pastikan untuk tidak sekadar membandingkan saja. Dari data tersebut, carilah sesuatu yang dapat ditingkatkan dari bisnis Anda.
Misalnya, perbaikilah jika ternyata homepage Anda tidak lebih baik dari kompetitor, bisa jadi hal itu yang dapat mempengaruhi keputusan pengguna untuk melanjutkan tindakan.
Jangan lupa untuk mencari solusi terbaik untuk menambah persentase tingkat konversi, seperti menyertakan review positif, membuat CTA yang baik, menawarkan diskon serta penawaran menarik, dan lain sebagainya.
5. Tracking Website Performance
Jika Anda sudah mengoptimasi semua hal yang mungkin berpengaruh pada keputusan pembelian dari pengguna, jangan lupa untuk terus memantau kinerjanya.
Lihatlah apakah nilainya meningkat, stuck, atau bahkan menurun. Jika hasilnya meningkat, maka conversion rate optimization Anda dapat dikatakan berhasil.
Namun, jika masih sama atau bahkan menurun, maka carilah faktor lain yang mungkin terlewat untuk Anda optimasi.
Untuk melakukan tracking website performance, Anda juga dapat menggunakan tools Google Analytics yang disediakan gratis oleh Google.
6. Testing
Untuk menghindari kesalahan teknik optimasi, Anda dapat melakukan testing pada beberapa hipotesis untuk menguji performanya.
Berkenaan dengan ini, Anda dapat menerapkan A/B testing, yaitu menguji variasi halaman secara bersamaan. Tujuannya adalah untuk melihat variasi mana yang paling efektif.
Misalnya, pada sebuah halaman produk, Anda dapat melakukan A/B testing untuk mengetahui mana yang lebih efektif, tombol dengan tulisan “beli” atau “tambah ke keranjang”.
Jika ternyata pada opsi pertama mendatangkan konversi lebih banyak, maka Anda bisa menerapkannya.
Nah, itulah beberapa informasi tentang conversion rate optimization. Pada intinya, CRO sangat penting untuk meningkatkan konversi bisnis.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, CRO memiliki hubungan yang erat dengan SEO.
Dengan memadukan strategi SEO dan CRO, situs web dapat mencapai hasil yang optimal dengan meningkatkan visibilitas, menarik pengunjung yang tepat, dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan konversi.