Berbicara tentang investasi, apakah Anda pernah mendengar istilah ROI? Investasi merupakan hal yang sering diperbincangkan dewasa ini.
Alih-alih menabung, manusia mengembangkan konsep lain untuk menyimpan materi yang mereka punya. Konsep tersebut yang biasa dikenal sebagai investasi.
Dalam dunia bisnis, investasi kini berkembang pesat. Semakin banyak pengusaha meluangkan materinya untuk diinvestasikan.
Begitu juga dengan perusahaan, mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai saham perusahaan agar bisa mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut.
Salah satu topik yang perlu Anda pahami dalam praktik investasi adalah Return on Investment atau yang biasa dikenal dengan istilah ROI.
Lantas, apa itu ROI? Bagaimana cara menghitungnya? Apa saja faktor yang mempengaruhinya? Tenang saja, artikel berikut akan menjawab beberapa pertanyaan tersebut. Jadi, pastikan untuk menyimpak sampai akhir!
Apa Itu ROI?
ROI adalah kependekan dari Return on Investment.
Secara definisi, pengertian ROI adalah konsep perhitungan serupa rumus matematika yang digunakan para investor untuk mengevaluasi efisiensi manajemen sebuah perusahaan yang kemudian dapat dipertaruhkan dalam tanam modal.
Dalam bahasa Indonesia, return on investment artinya adalah laba atas investasi. Perhitungan rasio ROI diukur dengan persentase.
Rasio tersebut didapatkan dari hasil total seluruh aktiva yang diperoleh dengan mengabaikan sumber pendanaanya.
Melalui return on investment, seorang investor dapat segera menentukan sikap atau keputusan terkait keberlangsungan penanaman modal pada sebuah perusahaan.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.
Ketika perhitungan return on investment dari sebuah perusahaan menunjukkan hasil angka skala positif, maka investasi dapat dilanjutkan.
Sementara itu, ketika hasil perhitungannya menghasilkan angka negatif, maka para investor disarankan untuk memutus program penanaman modal tersebut.
Return on investment membantu investor untuk mengetahui dan memahami berapa banyak posibilitas keuntungan dan kerugian yang dapat diperoleh dari investasi tersebut.
Dengan hasil berupa persentase, hal ini akan memudahkan juga para investor untuk melakukan perbandingan.
Dalam investasi, tidak hanya ROI yang banyak dikenal untuk mengukur nilai-nilai investasi pada sebuah perusahaan.
Lebih lanjut, return on investment juga saling berkaitan dengan ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity).
Perkembangan ROI
Persentase ini sebenarnya sudah diinisiasi sejak akhir 1990 an. Akan tetapi, beberapa investor saat ini sedang ramai dalam pembahasan model baru ROI, yakni Social Return on Investment atau yang disingkat dengan SROI.
Dalam SROI, sebuah perhitungan untung dan rugi tidak lagi melulu soal angka material, tetapi juga meliputi juga nilai efek sosial yang didapatkan dari investasi.
Ketika sebuah perusahaan berhasil memberikan nilai sosial yang baik terhadap investornya, dipercaya hal ini dapat memberikan extra-financial value terhadap investor sekaligus perusahaan tersebut.
Tidak hanya itu, model return on investment juga dapat berupa engagement yang didapat dari sosial media. Istilah tersebut dikenal sebagai Social Media Statistics ROI.
Selain itu, ada juga istilah lain bernama learning ROI, yaitu pengembangan lain dari konsep untung dan rugi yang bisa didpatkan melalui investasi.
Dengan itu, keuntungan yang didapatkan bisa berupa informasi, pengetahuan, relasi, bahkan berita terkait untuk kepentingan peningkatan nilai latihan pengembangan skill dan edukasi.
Seiring berkembangnya teknologi, berbagai macam format return on investment dapat terus berkembang lebih luas lagi.
Rumus ROI
Ada banyak versi dari rumus perhitungan return on investment yang tersebar dalam berbagai tautan internet atau buku-buku tentang investasi.
Namun, rumus ROI yang paling umum digunakan sebagai berikut.
Untuk memahami rumusan di atas, mari simak contoh dibawah ini!
1. Contoh Kasus Pertama
Misalnya, ketika Anda sebagai investor hendak berinvestasi kepada gerai perkopian. Informasi kredibel menyebutkan bahwa gerai kopi tersebut memiliki laba bersih senilai Rp40,000,000.
Melihat hasil laba nya yang cukup besar, Anda memutuskan untuk berinvestasi, menanamkan modal kepada gerai kopi tersebut senilai Rp500,000,00.
Maka, angka persentase return on investment yang dapat dihasilkan dari data di atas adalah:
(40,000,000 / 500,000,000) x 100
0.08 x 100 = 8%
Dari hasil perhitungan contoh kasus di atas, Anda dapat melihat bahwa hasil ROI menunjukkan angka dengan skala positif. Angka tersebut memiliki nilai 8.
Hasil itu menyimpulkan bahwa peluang profit atau keuntungan yang didapatkan dari gerai kopi tersebut dapat diperkirakan bisa memberikan keuntungan sampai 8% besarnya.
Maka dengan hasil tersebut, investor dapat disarankan untuk melakukan penanaman modal pada gerai tersebut
2. Contoh Kasus Kedua
Lanjut kepada contoh kedua dari perhitungan rumus ROI. Dalam sebuah peristiwa bisnis, terdapat sebuah pembelian saham yang dilakukan oleh Production House.
Production House tersebut membeli sebuah perusahaan agency dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp150,000,000.
Akan tetapi, ketika sudah dalam pembelian, terjadi permasalahan atau konflik internal dalam kerjasama pembelian perusahaan tersebut, sehingga pendapatan mereka merosot sebanyak Rp200,000,000.
Maka perhitungan return on investment-nya adalah sebagai berikut.
(-50,000,000/150,000,000) x 100
-0.33 x 100 = -33%
Dengan hasil skala angka negatif yang cukup besar, maka dapat disimpulkan bahwa penanaman modal tersebut disarankan untuk tidak dilanjutkan.
Ketika sebuah kerja sama malah mengakibatkan kerugian, maka disarankan untuk segera memutuskan kerja sama sesuai dengan persetujuan atau kesepakatan bersama antar perusahaan.
Faktor Penting dalam ROI
Contoh di atas merupakan contoh sederhana dalam pengaplikasian rumus ROI dalam menentukan investasi. Namun, pada kehidupan nyata, perhitungan return on investment tidak akan sesederhana itu.
Terdapat faktor lain dalam perhitungannya yang dapat mempengaruhi nilai return on investment dari sebuah investasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Turnover
Turnover merujuk pada nilai siklus perputaran operating asset sebuah perusahaan.
Dalam hal ini, turnover artinya ialah seluruh total dari biaya operasional serta bagaimana siklus dari pengadaan sampai pemakaian biaya operasional tersebut.
Dari nilai turnover, seorang investor dapat mengetahui bagaimana manajemen operasional perusahaan.
Ketika perusahaan mempunyai nilai manajemen turnover yang baik, maka hal ini dapat mempengaruhi nilai profit yang didapatkan.
2. Profit Margin
Dalam kata lain, profit margin adalah besar rasio laba/untung atau rasio penjualan sebuah perusahaan.
Ketika sebuah perusahaan memiliki nilai profit margin yang baik, maka nilai return on investment yang dapat dihasilkan pun juga baik.
ROI dalam Konteks SEO
Pada konteks SEO (Search Engine Optimization), return on investment berfungsi untuk mengukur efektivitas investasi berupa laba yang dihasilkan ketika menjalankan campaign SEO.
Dengan menghitungnya, Anda akan mengetahui seberapa efektif campaign tersebut dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Lantas, bagaimana cara menghitungnya? Simak beberapa langkahnya berikut ini.
1. Menghitung biaya SEO
Pertama, Anda perlu menghitung besaran biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan campaign SEO.
Untuk mengetahuinya, Anda perlu menjumlahkan beberapa anggaran, seperti anggaran in house, agency, dan tools yang digunakan.
2. Menghitung Nilai Konversi
Setelah menghitung biaya pelaksanaan SEO, selanjutnya Anda perlu menghitung nilai konversi organik dari aktivitas tersebut.
Untuk mengetahui nilai konversi, Anda dapat melihatnya melalui Google Analytics atau menghitungnya secara manual.
3. Menghitung Return on Investment
Jika sudah mendapatkan besaran biaya SEO dan nilai konversi, baru Anda dapat menghitung ROI-nya dengan rumus berikut.
ROI = (Nilai Konversi - Biaya SEO) / Biaya SEO) x 100
Contohnya, ketika Anda mengeluarkan biaya Rp50.000.000, kemudian mendapatkan revenue dari campaign tersebut sebanyak Rp150.000.000, maka return of investment-nya akan didapatkan dengan perhitungan berikut.
((150.000.000 - 50.000.000) / 50.000.000) x 100 = 2%
Maka, dapat disimpulkan bahwa ROI SEO Anda adalah 2%. Itu artinya, Anda bisa meneruskan campaign tersebut karena nilai retun on investment-nya menunjukkan angka positif.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rumus ROI dapat memudahkan para investor untuk melakukan perbandingan pada beberapa perusahaan sebelum melakukan penanaman modal.
Dengan menghitung persentase ini, investor atau perusahaan dapat melakukan kontrol dan perencanaan.
Selain untuk kebutuhan investasi, ROI juga dapat Anda gunakan pada campaign SEO.
Dengan menghitungnya, Anda akan mengetahui seberapa efektif campaign tersebut terhadap strategi pemasaran perusahaan.
Akan tetapi, perlu diperhatikan juga bahwa rumus ROI bukanlah segalanya. Dalam investasi dan pelaksanaan campaign sangat diperlukan kemampuan dan pengalaman yang baik dalam menganalisa dan merencanakan target.
Nah, itulah dia beberapa informasi tentang return on investment. Pada intinya, metrik ini sangat penting untuk diperhatikan dalam penggunaan campaign SEO pada perusahaan.
Berbicara tentang SEO, metode tersebut memang sedang banyak digunakan oleh banyak perusahaan dalam strategi pemasarannya.
Sebab, mayoritas penduduk di Indonesia, bahkan di dunia, sudah mulai terbiasa dengan internet.
Faktanya, banyak orang yang mengenal brand baru melalui search engine Google. Oleh karena itu, search engine optimization adalah metode yang tepat untuk pemasaran digital dengan memanfaatkan mesin pencari.
Akan tetapi, menerapkan SEO juga membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup, sebab teknik optimasi yang tidak tepat justru akan membuat website Anda terkena penalti dari Google.
Percayakan optimasi situs web Anda kepada Sitespirit. Kami berpengalaman menangani berbagai klien dari beragam industri di bidang SEO. Let’s get started!