Istilah .htaccess mungkin masih terdengar asing bagi Anda yang tidak bergelut di bidang pemrograman komputer, tetapi jenis file ini sebenarnya memiliki fungsi yang mungkin sering ditemui oleh banyak orang.
Pernahkah Anda menemukan pesan error pada sebuah halaman, seperti 400 bad request, 403 forbidden, atau 404 wrong page? Nah, kesalahan tersebut dapat dicegah dengan menggunakan file .htaccess.
Penasaran apa itu file .htaccess, apa saja fungsinya, dan bagaimana cara membuatnya? Artikel ini akan membahasnya secara lengkap. Jadi, pastikan untuk menyimak dengan baik, ya!
Apa itu .htaccess?
File hypertext access atau .htaccess adalah sebuah file yang menggunakan format American Standard Code for Information Interchange (ASCII).
.htaccess adalah file yang cukup multifungsi untuk situs web. File ini dapat digunakan untuk mengubah default halaman dan melindungi direktori dengan password.
Lebih lanjut, file ini dapat digunakan sebagai pengaturan untuk menambahkan fungsi dan modifikasi tambahan pada server, meskipun Anda tidak mempunyai akses untuk menuju server inti.
Tak hanya itu, jenis file ini juga memiliki peran penting dalam pencegahan hotlinking.
File .htaccess dapat berfungsi untuk meningkatkan keamanan website dengan cara memberikan batas akses dan memblokir IP address yang mencurigakan, serta memberikan kata sandi.
Biasanya, jenis file ini digunakan dalam pengelolaan server Apache.
Fungsi .htaccess
Beberapa dari Anda mungkin bertanya, apa kegunaan dari .htaccess? Tentu saja file ini memiliki beberapa fungsi yang cukup penting dalam sebuah website.
Beberapa fungsi dari .htaccess adalah sebagai berikut.
1. Mengontrol Cache
Salah satu fungsi dari .htaccess adalah dapat mengontrol penggunaan cache pada browser, sehingga aktivitas server menjadi lebih ringan. Akibatnya, website akan berjalan dengan lebih cepat dan minim kendala.
Fungsi kontrol ini merupakan hal yang cukup penting, sebab jika penggunaan cache terus meningkat, maka website akan down karena bandwidth terkuras habis.
2. Mengubah Pengaturan SSI
File .htaccess adalah file yang dapat berfungsi sebagai pengontrolan Server Side Includes (SSI) yang terdapat pada server.
Kontrol ini dapat mempermudah pengguna dalam melakukan interaksi pada halaman .htm dan .html.
Dengan .htaccess, Anda dapat melakukan perintah AddType text/html.
3. Menciptakan Halaman Khusus Berisi Pesan Error
Jenis file ini dapat menciptakan halaman khusus yang berisi pesan kesalahan, sehingga dapat mencegah direktori tidak dapat diakses oleh pengguna.
Hal ini sangat diperlukan untuk membuat website Anda terkesan profesional.
Beberapa kesalahan yang dapat terjadi jika Anda tak menggunakan .htaccess adalah sebagai berikut.
- Kode 404 (Page Not Found): Pesan error ini biasanya terjadi ketika user salah memasukkan alamat URL dan DNS
- Kode 500 (Internet Server Error): Biasanya, pesan ini muncul ketika pengguna melakukan request data kepada server, tetapi tidak dapat diberikan oleh server website tersebut
- Kode 403 (Forbidden): Pesan ini muncul ketika user mengakses salah satu halaman yang tidak boleh diakses oleh pengunjung website
- Kode 401 (Authorization Required): Biasa terjadi ketika pengunjung memasukkan username atau password yang tidak dikenali pada halaman yang mengharuskan login terlebih dahulu
4. Menolak dan Mengizinkan Browsing Terhadap Folder
Biasanya, ada beberapa halaman direktori yang memiliki akses terbatas dan hanya orang tertentu yang dapat mengakses file-nya.
File .htaccess adalah berkas yang dapat mengontrol perizinan akses terhadap direktori website, sehingga dapat menolak permintaan akses pengunjung publik yang tidak diizinkan untuk mengakses informasi di dalamnya.
5. Mengenali File yang Belum Terdaftar
Fungsi lain dari file .htaccess adalah untuk mengenali file baru yang belum pernah dikenal sebelumnya dengan perintah AddType Application/octet-stream.
Setelah itu, Anda harus meng-input jenis file baru yang akan dimasukkan ke dalam server.
Cara Membuat .htaccess
Berikut adalah beberapa prosedur cara membuat file .htaccess melalui cPanel.
1. Masuk ke cPanel Hosting
Sebelum menambahkan jenis file baru, tentunya Anda harus login terlebih dahulu ke cPanel hosting Anda. Setelah itu, Anda akan memiliki akses untuk membuat file .htaccess.
2. Pilih Section File Manager
Selanjutnya, akan ditampilkan beberapa pilihan section, seperti email, files, dan database. Pilihlah menu File Manager yang berada pada section File.
3. Tambah File Baru
Setelah itu, Anda akan melihat tampilan file manager seperti ini. Pada bagian pojok kiri atas, terdapat icon +File.
Jangan lupa untuk memperhatikan folder yang Anda pilih. Jika Anda akan membuat file .htaccess pada domain utama, maka folder yang dipilih adalah public_html.
Sebaliknya, jika tujuan Anda adalah membuat file tersebut pada subdomain, maka folder yang harus dipilih adalah subdomain yang dituju.
4. Edit File
Beri nama .htaccess pada file yang baru Anda tambahkan, lalu klik Setting yang berada pada pojok kanan atas untuk menemukan perintah “show hidden files” agar file dapat ditemukan dengan mudah.
Cara Menemukan File .htaccess
Setelah membahas cara membuat .htaccess di cPanel, mungkin Anda tidak menemukan letak file tersebut.
Biasanya, file ini memang tersembunyi karena sangat penting dan rahasia. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa mengakses file tersebut untuk menghindari error pada website.
Lalu, bagaimana cara untuk menemukan file .htaccess pada cPanel yang disembunyikan? Anda harus memunculkannya dahulu dari file tersembunyi. Berikut adalah langkah-langkahnya.
- Login ke cPanel seperti yang Anda lakukan ketika membuat file .htaccess
- Pilih menu File Manager di section File. Pada menu ini, Anda dapat menemukan berbagai folder dan file yang terdapat pada hosting, baik pada domain utama maupun subdomain. Jika Anda membuat file tersebut di domain utama, maka pilihlah folder public_html. Sebaliknya, jika file tersebut dibuat di subdomain, Anda dapat mencarinya langsung pada hosting tersebut
- Jika file tersebut tidak ditemukan, klik menu Settings pada bagian kanan atas, lalu Anda tinggal mengaktifkan menu “show hidden files”
- Setelah pengaturan tersebut dilakukan, maka Anda sudah bisa menemukan file .htaccess pada hosting
Contoh Penggunaan .htaccess
Beberapa contoh penggunaan htaccess adalah sebagai berikut.
1. Redirect
Perintah ini dapat mengalihkan sebuah halaman website menuju halaman lainnya. Redirect cukup penting untuk mengarahkan pengunjung website menuju halaman baru ketika Anda telah memindahkan konten ke halaman yang baru.
Untuk melakukan perintah ini, Anda dapat menggunakan script berikut:
redirect/dir_lama/https://www.domainname.com/dir_baru/index.html
2. Otentikasi Password
Anda dapat menambahkan kata sandi pada file yang dilindungi, sehingga pengunjung harus memasukkan password untuk mengakses folder tersebut. Anda dapat memasukkan perintah script berikut untuk melindungi file ini.
AuthName "nama member area"
AuthUserFile /path/to/password/file/.htpasswd
AuthType Basic
require valid-user
3. Memblokir IP Visitor
File .htaccess adalah file yang dapat meningkatkan keamanan website dengan memberikan batasan akses kepada pengunjung.
File ini dapat memblokir IP visitor yang tidak diizinkan. Hal tersebut bertujuan agar pengunjung tidak dapat mengakses beberapa halaman tertentu.
Untuk menggunakan perintah ini, Anda dapat memasukkan script berikut ini.
Order Deny, Allow
Deny from (Nomor IP yang ditolak)
Nah, itulah beberapa penjelasan tentang file .htaccess, meliputi pengertian, fungsi, hingga cara membuatnya. File ini sangat penting untuk meningkatkan keamanan bagi website Anda.
Pada intinya, file htaccess adalah sebuah berkas yang dapat meningkatkan keamanan website dengan cara membatasi dan memblokir IP tertentu yang tidak diizinkan untuk mengunjungi sebuah halaman.
Beberapa fungsi dari .htaccess adalah untuk mengontrol cache, mengubah pengaturan SSI, menciptakan halaman error, menolak atau mengizinkan browsing folder, dan juga mengenali file yang belum terdaftar.