Ketika mendengar kata parafrase, apa sih yang ada di pikiran Anda? Yup, parafrase merupakan salah satu teknik menulis yang mengubah sebuah kalimat atau paragraf menggunakan bahasa kita sendiri.
Teknik ini menjadi teknik dasar yang harus dikuasai oleh penulis. Tak jarang pula, teknik ini juga sangat dibutuhkan ketika membuat karya tulis seperti artikel, jurnal, hingga skripsi untuk meminimalisasi terjadinya plagiasi dari tulisan orang lain.
Apa tujuannya dan bagaimana caranya? simak artikel lengkapnya berikut ini!
Apa itu Parafrase?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), parafrasa atau parafrase adalah pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah kegiatan atau bahasa menjadi tuturan lain tanpa mengubah inti ungkapan.
Parafrasa mulai populer karena maraknya budaya salin tempel (copy-paste) dalam kegiatan menulis yang semakin hari semakin meningkat. Kegiatan salin tempel dalam menulis juga dapat disebut sebagai plagiasi.
Plagiarisme atau plagiat adalah kegiatan menjiplak karya orang lain berupa fakta, penjelasan ungkapan, dan kalimat orang lain secara tidak sah.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010, plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh nilai suatu karya ilmiah dengan mengutip karya ilmiah lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyertakan sumber.
Untuk menghidari plagiarisme dalam menulis, Anda dapat menerapkan teknik parafrasa. Teknik ini adalah penyajian kembali sebuah karya dengan bahasa lain tanpa menghilangkan makna sesungguhnya dari karya tersebut.
Cara ini digunakan untuk mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan bahasa yang berbeda agar lebih mudah untuk dimengerti.
Dengan kata lain, pengutipan yang dilakukan dalam teknik ini merupakan kutipan yang menggunakan bahasanya sendiri untuk mengungkapkan isi gagasan yang sama.
Tujuan Parafrase
Penggunaan teknik parafrasa pada sebuah tulisan memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Agar Lebih Mudah Dipahami
Terkadang, gagasan yang ditemukan pada beberapa bacaan tidak memiliki susunan yang jelas, sehingga lebih sulit untuk dipahami.
Salah satu tujuan dari parafrasa adalah mengubah gagasan tersebut menjadi bahasa yang lebih lugas dan mudah untuk dimengerti.
Dengan teknik ini, Anda juga dapat menuangkan pemahaman Anda ke dalam tulisan tersebut, sehingga menghasilkan gagasan yang jelas dan tidak bertele-tele.
Salah satu contohnya adalah mengubah novel atau cerita deskriptif menjadi bentuk film atau drama. Hal tersebut perlu teknik parafrase agar informasi dan inti gagasannya tetap sama dan sesuai dengan versi aslinya.
2. Menghindari Plagiarisme
Tujuan lain dari teknik ini adalah untuk menghindari plagiarisme. Plagiarisme adalah menjiplak sebuah karya milik orang lain dan mengakuinya sebagai milik pribadi. Tentu saja hal tersebut termasuk kejahatan berupa pelanggaran hak cipta.
Maka dari itu, teknik ini sangat diperlukan ketika Anda menciptakan sebuah karya yang terinspirasi dari karya lainnya. Anda harus menciptakannya dengan bahasa dan versi Anda sendiri agar terhindar dari plagiarisme.
Meskipun sudah menerapkan teknik parafrasa pada sebuah karya, tetapi Anda tetap perlu mencantumkan sumber referensi jika karya tersebut terinspirasi dari karya milik orang lain.
Unsur-unsur Parafrase
Berikut adalah beberapa unsur yang terdapat pada teknik parafrasa.
- Parafrase kalimat: Yaitu memisahkan atau memenggal sebuah kalimat menjadi beberapa kata menurut jabatannya, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan
- Parafrase suku kata: Memisahkan atau memenggal sebuah kata menurut suku katanya
- Parafrase Puisi: Mengubah bentuk puisi ke bentuk prosa atau narasi
Ciri-ciri Parafrase
Beberapa ciri-ciri yang biasanya ditemukan pada teknik parafrasa adalah sebagai berikut.
- Cara dan bentuk penyajian kalimatnya menggunakan kata yang berbeda
- Meski disajikan menggunakan bahasa yang berbeda tetap memiliki kandungan makna atau substansi yang sama
- Contoh disampaikan lebih komunikatif dan lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca
- Bahasa penyampaian yang digunakan lebih ringan karena berasal dari pemahaman pribadi
Jenis-jenis Parafrase
Parafrase memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Parafrase Ekuivalen
Parafrase ekuivalen adalah suatu parafrasa antar satuan lingual yang memiliki kemiripan arti sangat dekat. Istilah ekuivalen sendiri erat kaitannya dengan teknik yang digunakan oleh penerjemah.
Dalam aktivitasnya, penerjemah mencari kesamaan arti dan makna yang sangat dekat dengan teks asli dari bahasa pertama.
Penerjemah ini melakukannya tanpa melihat kata demi kata atau kalimat, melainkan dari keseluruhan isi dan makna dari teks terjemahan tersebut.
2. Parafrase Keantoniman Ingkaran
Keantoniman sendiri merupakan dua kata yang memiliki arti berlainan. Namun, dalam teknik ini, keantoniman memiliki sifat berlawanan bertingkat atau berkebalikan.
3. Parafrase Generik Spesifik
Parafrasa generik-spesifik sebagai suatu kegiatan membahasakan ulang satuan lingual dengan cara mengganti kata-kata yang masih memiliki sinonim sama.
Hal ini dapat terjadi karena sebuah kata yang memiliki makna bisa dilambangkan dengan lebih dari satu lambang yang berbeda-beda.
4. Parafrase Amplifikasi
Parafrasa amplifikasi adalah pengulangan lingual untuk memberikan informasi tambahan dalam pembahasaan ulang tersebut.
Penambahan informasi ini sendiri dilakukan dengan cara memberikan detail informasi dari kalimat yang akan diparafrasakan.
5. Parafrase Kontraksi
Jenis ini adalah jenis yang dilakukan dengan cara mengurangi informasi dalam satuan lingual. Pengurangan lingual ini dapat dilakukan dengan cara menyingkat satuan kata tanpa mengubah makna ataupun frasa tersebut.
6. Parafrase Rangkuman
Rangkuman merupakan suatu jenis pembahasaan ulang dengan cara merangkum satuan lingual dengan lingual lainnya. Parafrasa berbeda dengan merangkum.
Hal ini dikarenakan kegiatan ini merupakan teknik penyajian gagasan sumber dengan bahasa sendiri, sedangkan merangkum adalah kegiatan meringkas fokus penulis dengan susunan kalimat sesuai dengan ide penulis pertama.
Contoh Parafrasa
Perhatikan contoh parafrasa berikut ini agar Anda lebih mudah dalam memahami cara melakukan parafrasa yang benar.
Kalimat asli: “Charles Darwin mengemukakan bahwa spesies berevolusi melalui proses seleksi alam, di mana individu dengan sifat-sifat yang lebih sesuai dengan lingkungannya memiliki peluang bertahan hidup yang lebih tinggi.”
Parafrasa: “Konsep evolusi menurut pandangan Charles Darwin menyatakan bahwa spesies mengalami perubahan seiring waktu melalui mekanisme seleksi alam. Hal ini berarti bahwa organisme yang memiliki sifat yang lebih cocok dengan lingkungannya memiliki kemungkinan bertahan hidup yang lebih besar.”
Melalui teknik parafrase, Anda dapat menjelaskan suatu kalimat atau paragraf yang diambil dari suatu sumber menggunakan bahasa Anda sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teknik parafrase harus dilakukan dengan tidak mengubah makna atau arti dari kalimat itu sendiri.
Cara Parafrase
Parafrasa adalah teknik yang penting untuk dilakukan dalam sebuah karya tulis. Tanpa parafrasa, tulisan Anda dapat berpotensi mengandung plagiasi dari beberapa tulisan sebelumnya, khususnya pada tulisan yang telah diterbitkan.
Berikut adalah beberapa cara dan tips melakukan teknik parafrasa agar tulisan Anda terhindar dari plagiarisme.
- Pahami sumber bacaan yang akan Anda parafrasa dengan cara membacanya beberapa kali
- Tuliskan kembali gagasan tersebut dengan apa yang sudah Anda pahami dari sumber bacaan menggunakan bahasa Anda sendiri
- Tips yang bisa Anda terapkan pada cara sebelumnya adalah menutup sumber bacaan agar tulisan tersebut murni dari hasil pemahaman Anda
- Anda juga dapat menuliskan beberapa kata kunci dari tema sumber bacaan tersebut
- Carilah persamaan kata untuk menghindari penggunaan kata yang sama dengan sumber bacaan
- Setelah menulis, pastikan bahwa informasi dan gagasan yang Anda sampaikan sesuai dengan sumber bacaan
- Tuliskan sumber untuk memudahkan Anda dalam menulis referensi di bagian daftar pustaka jika diperlukan
Kesimpulan
Parafrase menjadi teknik andalan yang harus diterapkan ketika menulis sebuah karya tulis. Teknik ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya plagiasi atau duplikasi terhadap karya tulis orang lain. Teknik ini dilakukan ketika Anda ingin mengutip tulisan di buku, jurnal maupun di internet.
Setelah Anda mengutipnya, Anda tidak boleh langsung memasukkannya dalam tulisan begitu saja. Anda harus melakukan parafrasa terlebih dahulu agar tidak terdeteksi plagiarisme.
Teknik ini juga banyak diterapkan dalam karya tulis seperti jurnal, artikel ilmiah hingga skripsi. Untuk itu, teknik ini disarankan untuk dipelajari oleh setiap orang.
Parafrase bukan sekadar alat untuk menghindari plagiarisme, tetapi juga kunci untuk memperkuat kualitas konten dalam dunia digital.