Perkembangan teknologi semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu contoh pemanfaatannya adalah penggunaan website maupun software dalam membantu pemasaran bisnis maupun menunjang kelancaran aktivitas perusahaan.
Perusahaan-perusahaan besar banyak menggunakan metode agile dalam mengembangkan software ataupun proyek lainnya. Di mana metode agile memiliki beragam jenis yang dapat Anda gunakan, salah satunya adalah metode scrum. Metode ini berguna untuk meningkatkan efektivitas suatu proyek yang lebih jelas dan terstruktur. Lantas bagaimana penggunaan dan peran metode scrum dalam menunjang suatu projek? Simak selengkapnya pada artikel ini.
Apa Itu Metode Scrum
Metode scrum adalah kerangka kerja yang membantu suatu tim untuk bekerja sama dalam pelaksanaan suatu proyek maupun pengembangan software. Kerangka kerja seperti ini meningkatkan kemudahan dalam kolaborasi dengan tim pada suatu pekerjaan.
Metode scrum ini biasa digunakan oleh project manager untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tim nya. Jadi, metode scrum adalah suatu kerangka yang dapat mempermudah kita dalam beradaptasi, bekerja dengan cepat, fleksibel, dan efektif. Dengan metode ini dapat memberikan penilaian selama pengembangan proyek berlangsung.
Dengan ini, project management akan terbantu karena dapat memenuhi kebutuhan pelanggan melalui lingkungan (perangkat lunak scrum) yang transparan dalam komunikasi, tanggung jawab bersama, dan kemajuan di masa mendatang.
Tahapan Metode Scrum
Metode Scrum terdiri dari beberapa tahapan yang membantu dalam mengorganisir dan mengelola pengembangan perangkat lunak dengan cara yang terstruktur dan terukur. Berikut adalah tahapan-tahapan utama dalam metode Scrum:
1. Product Backlog
Tahapan pertama dalam Scrum adalah membuat Product Backlog. Product Backlog merupakan daftar seluruh kebutuhan, fitur, dan perbaikan yang harus dilakukan pada produk. Daftar ini disusun berdasarkan prioritas, dan dapat berubah selama proyek berlangsung dengan adanya umpan balik dari pemangku kepentingan.
2. Sprint Planning
Setelah Product Backlog disusun, tim melakukan Sprint Planning. Pertemuan ini biasanya berlangsung selama empat hingga delapan jam, tergantung pada durasi sprint. Selama Sprint Planning, tim memilih item dari Product Backlog yang akan diambil untuk diimplementasikan dalam sprint berikutnya. Mereka juga menetapkan tujuan sprint yang jelas.
3. Sprint
Sprint adalah periode waktu tetap di mana tim bekerja untuk menyelesaikan item-item yang dipilih dalam Sprint Planning. Durasi sprint biasanya berkisar antara dua hingga empat minggu, tergantung pada kompleksitas dan skala proyek. Tim berfokus sepenuhnya pada pekerjaan yang telah dipilih selama sprint ini.
4. Daily Scrum
Setiap hari selama Sprint, tim melakukan Daily Scrum. Ini adalah pertemuan pendek selama 15 menit di mana setiap anggota tim berbagi apa yang telah mereka kerjakan sejak pertemuan sebelumnya, apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya, dan apakah ada hambatan yang menghalangi pekerjaan mereka.
5. Sprint Review
Setelah selesai sprint, tim melakukan Sprint Review. Pertemuan ini melibatkan seluruh tim dan pemangku kepentingan untuk meninjau hasil pekerjaan yang telah selesai selama sprint. Tim menunjukkan Increment, yaitu produk yang dapat digunakan yang telah diperbarui selama sprint tersebut.
6. Sprint Retrospective
Setelah Sprint Review, tim melanjutkan dengan Sprint Retrospective. Ini adalah pertemuan untuk merefleksikan dan mengevaluasi proses kerja selama sprint. Tim mencari peluang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam sprint mendatang.
Peran-peran pada Metode Scrum
1. Product Owner atau Pemilik Produk
Product owner pada metode scrum adalah seseorang dengan tanggung jawab untuk memaksimalkan laba atas investasi dari upaya pengembangan proyek. Product owner juga memiliki tanggung jawab atas visi produk yang harus memprioritaskan product backlog, menyesuaikan ekspektasi jangka panjang seperti rencana rilis.
Pada dasarnya product owner memiliki wewenang untuk menerima dan menolak setiap penambahan produk dan wewenang untuk memutuskan apakah proyek akan dilanjutkan. Tetapi, product owner perlu untuk mempertimbangkan kepentingan dengan berkontribusi dengan anggota tim.
2. Scrum Development Team
Tim ini memiliki fungsi menguji keterampilan atau mengembangkan dengan melakukan analisis bisnis, pakar domain, dan sebagainya dimana berkaitan dengan pengembangan proyek. Dalam menjadi anggota tim scrum development, setiap individu juga perlu untuk mengatur diri sendiri, tanpa perannya dimana ditugaskan secara eksternal.
Tim development juga memiliki otonomi tentang bagaimana mencapai komitmen dengan melakukan tugas nya dan melakukan kolaborasi bersama anggota tim yang lain.
2. Scrum Master
Tugas dari scrum master adalah memfasilitasi proses jalannya, membantu mengatasi hambatan, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengorganisasian diri dan tim, menangkap data empiris demi menyesuaikan prakiraan dan melindungi tim dari gangguan internal maupun eksternal agar tetap dalam zona visi dan misi grup.
Scrum master juga memiliki tugas dalam melakukan promosi praktek rekayasa yang lebih baik demi masa yang akan datang. tetapi, pada dasarnya scrum master tidak memiliki otoritas manajemen atas tim. Seluruh kegiatan dan tanggung jawab scrum master diperuntukan keberlangsungan dan kepentingan jalannya proyek.
Acara Rapat pada Scrum
Dalam metodologi Scrum, ada beberapa acara atau pertemuan rutin yang dijadwalkan untuk membantu tim dalam mengorganisir dan melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Acara-acara ini memberikan kesempatan bagi tim untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengevaluasi progres proyek secara teratur. Berikut adalah beberapa acara Scrum yang penting:
1. Sprint Planning
Sprint Planning adalah pertemuan yang dilakukan di awal setiap sprint. Seluruh tim, termasuk Scrum Master dan Product Owner, berpartisipasi dalam pertemuan ini. Tujuan dari Sprint Planning adalah menentukan item-item dari Product Backlog yang akan diambil untuk dikerjakan dalam sprint tersebut dan menetapkan tujuan sprint yang jelas. Pertemuan ini biasanya berlangsung selama 4 jam untuk sprint satu bulan, dan proporsional untuk sprint dengan durasi lebih pendek.
2. Daily Scrum
Daily Scrum, juga dikenal sebagai “stand-up meeting,” adalah pertemuan harian selama 15 menit yang dilakukan oleh seluruh anggota tim. Pertemuan ini berlangsung pada waktu yang sama dan tempat yang sama setiap hari. Masing-masing anggota tim berbicara tentang tugas apa yang telah mereka kerjakan sejak pertemuan sebelumnya, apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya, dan apakah ada hambatan atau masalah yang menghalangi pekerjaan mereka. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga transparansi dan sinkronisasi di antara anggota tim.
3. Sprint Review
Sprint Review adalah pertemuan yang dilakukan pada akhir setiap sprint. Tim menyajikan Increment (produk yang dapat digunakan) yang telah selesai selama sprint kepada pemangku kepentingan, seperti klien atau manajemen. Tim menjelaskan pekerjaan yang telah diselesaikan dan mendapatkan umpan balik dari pemangku kepentingan tentang increment yang telah dihasilkan. Sprint Review membantu memastikan bahwa tim dan pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama tentang perkembangan proyek dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan.
4. Sprint Retrospective
Sprint Retrospective adalah pertemuan evaluasi yang dilakukan setelah Sprint Review dan sebelum dimulainya sprint berikutnya. Tim menggunakan waktu ini untuk merefleksikan sprint yang baru saja berakhir. Mereka mencari peluang untuk meningkatkan efisiensi, proses kerja, dan kerjasama dalam sprint mendatang. Pertemuan ini membantu tim untuk terus belajar dan berkembang, sehingga setiap sprint berikutnya dapat lebih baik daripada sebelumnya.
Selain empat acara utama di atas, ada juga dua acara tambahan dalam Scrum, yaitu:
5. Backlog Refinement
Backlog Refinement adalah pertemuan yang membantu tim mempersiapkan Product Backlog untuk sprint–sprint mendatang. Tim dan Product Owner bekerja sama untuk menyempurnakan deskripsi dan perkiraan pekerjaan yang ada dalam Product Backlog. Ini memungkinkan tim untuk lebih siap dalam Sprint Planning dan menghindari ketidakjelasan atau ambiguitas saat mengambil pekerjaan baru.
6. Product Backlog Refinement atau Grooming
Product Backlog Refinement atau Grooming adalah pertemuan yang serupa dengan Backlog Refinement, tetapi lebih fokus pada keterlibatan Product Owner untuk memastikan Product Backlog selalu diperbarui, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan bisnis.
Nilai Metode Scrum
Scrum memegang beberapa nilai inti yang membentuk dasar dari kerangka kerja ini. Nilai-nilai ini adalah:
1. Komitmen
Semua anggota tim berkomitmen untuk mencapai tujuan sprint dan mengerahkan usaha maksimal untuk mencapainya.
2. Keterbukaan
Semua informasi dan kendala proyek harus dapat diakses oleh semua anggota tim dan pemangku kepentingan.
3. Pemusatan pada Hasil
Tim selalu berfokus pada pengiriman hasil yang bernilai bagi pengguna dan perusahaan.
4. Ketepatan waktu
Scrum menekankan pentingnya menyelesaikan setiap sprint tepat waktu dan dengan cara yang efisien.
Artefak Scrum
Artefak ini membantu memberikan transparansi dan visibilitas ke dalam kemajuan proyek dan juga memfasilitasi kolaborasi di antara anggota tim dan pemangku kepentingan. Artefak ini terus ditinjau dan diperbarui untuk memastikan proyek tetap berada di jalur yang benar dan memenuhi tujuannya. Dalam Scrum, ada tiga artefak utama yang membantu mengatur dan menggambarkan pekerjaan yang perlu dilakukan:
- Product Backlog: Daftar semua fitur, perbaikan, dan perubahan yang harus dilakukan pada produk. Ini berfungsi sebagai “to-do list” bagi tim.
- Sprint Backlog: Daftar tugas-tugas yang dipilih oleh tim untuk diselesaikan selama sprint tertentu.
- Increment: Hasil dari setiap sprint yang mencakup semua elemen yang telah diselesaikan selama sprint tersebut. Increment harus merupakan produk yang dapat digunakan dan siap untuk dirilis.
Pentingnya Scrum untuk Pengembangan Software
Scrum adalah kerangka kerja yang terorganisir dan terstruktur untuk pengembangan perangkat lunak yang berfokus pada transparansi, inspeksi, dan adaptasi. Metode ini menekankan pada kolaborasi tim, pengiriman iteratif, dan kemampuan untuk merespons perubahan kebutuhan pengguna dengan cepat. Beberapa alasan mengapa Scrum menjadi sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Produktivitas
Scrum memecah proyek menjadi sprint-sprint kecil, biasanya berdurasi dua hingga empat minggu. Ini memungkinkan tim untuk fokus sepenuhnya pada setiap sprint dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
2. Adaptabilitas
Scrum memfasilitasi perubahan kebutuhan pengguna dengan cepat. Dengan adanya iterasi reguler, tim dapat menyesuaikan perangkat lunak dengan cepat sesuai dengan umpan balik yang diterima selama pengembangan.
3. Transparansi
Dalam Scrum, semua orang dalam tim mengetahui apa yang sedang terjadi pada proyek secara terbuka. Ini menciptakan transparansi yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk melihat kemajuan dan mengidentifikasi hambatan dengan lebih mudah.
4. Peningkatan Kualitas
Scrum mendorong praktik pengujian yang berulang dan pengiriman perangkat lunak yang dapat digunakan (potentially shippable product increment) di setiap sprint. Hal ini menyebabkan peningkatan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Scrum
Kelebihan utama dari metode scrum dapat membantu berbagai bentuk pekerjaan, terutama dalam software development. Selain itu, terdapat beberapa kelebihan lain serta kekurangan dalam penggunaan metode scrum. Simak selengkapnya di bawah ini.
Kelebihan Metode Scrum
Kelebihan yang bisa Anda dapatkan dari metode scrum salah satunya yaitu mendapatkan dapat mendapatkan pendapatan. Metode Scrum yang efektif untuk meningkatkan target penjualan bisnis, dapat membantu tim untuk merancang bagaimana meningkatkan pendapatan. Selain itu, kualitas yag dihasilkan dari proyek yang ada merupakan kualitas tinggi karena sudah terorganisir semaksimal mungkin. Jadi , kemungkinan untuk mengurangi risiko kegagalan pada proyek akan semakin kecil.
Tidak hanya itu, kelebihan metode Scrum yaitu fleksibilitas didapat dari berbagai segi proyek dan seluruh hal yang berkaitan akan sangat signifikan. Ini bisa dilihat dari penggunaan metode Scrum dimana terdapat transparansi dengan memberikan akses untuk tim melakukan komunikasi dan melakukan proyek dengan fleksibel.
Karena adanya fleksibilitas yang tinggi, ini berpengaruh pada pengeluaran biaya. Metode scrum dapat menekan pengeluaran yang berasal dari proyek yang dijalankan. Dengan begitu, kecepatan pasar dan kepuasaan pelanggan pada akhirnya akan mengikuti seiring proyek management dengan seluruh tim berjalan dengan baik dan cepat.
Kekurangan Metode Scrum
Mengetahui dua sisi dari setiap hal itu penting supaya dapat belajar tidak hanya dari satu sisi saja. Maka dari itu, jika sudah membahas mengenai kelebihan metode Scrum, di sini kita akan memahami kekurangannya metode scrum.
Kekurangan metode Scrum yang mungkin paling terlihat adalah durasi pelatihan yang tidak pendek. Metode Scrum adalah salah satu bentuk perkembangan teknologi. Kita akan terus dituntut untuk belajar setiap hari nya, untuk dapat mengiktui dan beradaptasi dengan perbaharuan teknologi. Dimana sebagai produk manager, atau sebagai bagian dari proyek management, penting untuk kita memahami dengan benar apa metode scrum sampai pada penerapannya.
Hanya saja, untuk dapat menguasai metode Scrum diperlukan waktu cukup banyak. Pelatihan ini akan dilakukan sampai Anda terbiasa melakukan metode Scrum. Maka dari itu, ini dari pelatihan metode Scrum adalah pada seberapa banyak jam terbang anda untuk latihan Scrum.
Selain itu, kekurangan metode scrum adalah akan terjadi kesulitan untuk mendapatkan transformasi besar dalam organisasi dan juga membutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman.
Scrum vs Kanban
Kanban adalah metode pengembangan perangkat lunak lainnya yang menekankan pada visualisasi aliran kerja. Perbandingan antara Scrum dan Kanban adalah sebagai berikut:
Scrum | Kanban | |
Komitmen | Sprint ketat | Fleksibel |
Jadwal | Jadwal tetap | Continue tanpa batas waktu |
Limit Kerja | Membatasi dengan sprint | Mengatur batas dengan WIP (Work In Progress) |
Peran Tim | Terstruktur | Tidak memiliki peran tim yang kaku |
Perubahan Kebutuhan | Mudah beradaptasi dengan perubahan kebutuhan karena ada sprint yang berulang | Dapat berubah sesuai dengan permintaan pengguna dalam aliran kerjanya. |
Scrum adalah metode yang kuat dan efektif untuk pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan tim untuk bekerja dengan lebih terstruktur, transparan, dan adaptif. Pilihan antara Scrum dan Kanban tergantung pada kebutuhan dan karakteristik proyek yang sedang dikerjakan. Penting bagi tim untuk memahami perbedaan antara keduanya dan memilih metode yang paling sesuai dengan situasi mereka.