Design thinking adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang UI/UX designer jika ingin menghasilkan desain yang bagus dan menarik.
Tak hanya sebatas itu, skill ini juga bisa digunakan untuk menganalisis kebutuhan bisnis dan teknik dalam memenuhi kebutuhan dari user atau pengguna.
Sebenarnya, apa itu design thinking? Bagaimana karakteristik dan contohnya? Yuk, ketahui lebih lanjut informasinya dengan menyimak artikel berikut ini!
Apa itu Design Thinking?
Dalam konteks desain web, design thinking adalah metode pemecahan masalah kompleks dalam proses mendesain website menggunakan pendekatan human centric.
Metode ini berfokus pada manusia (human centered) dan menjabarkan permasalahan yang terjadi secara berulang, sehingga menghasilkan solusi praktis dan inovatif.
Ideologi di balik design thinking, yaitu penggabungan ide desainer dan keinginan pengguna.
Pada akhirnya, tujuan design thinking adalah mengubah ide menjadi sebuah produk berupa website yang relevan dengan kebutuhan pengguna.
Design thinking terbilang cukup efektif untuk membantu menyelesaikan masalah yang masih kabur dengan cara melakukan reframing dan brainstorming.
Dalam praktiknya, design thinking mengadopsi dan menjalankan beberapa prinsip utama yang meliputi:
- Human centered atau pendekatan yang berpusat pada manusia ini berarti melibatkan pengguna dan pemangku kepentingan dalam proses pengujian
- Prototyping adalah proses pengembangan cepat dan pengujian model kerja ke dalam proses secara berulang
- Purpose atau tujuan, yaitu proses menemukan solusi yang layak dari perspektif bisnis, teknologi atau proses, dan pengguna
Manfaat Design Thinking
Diketahui, design thinking memiliki banyak manfaat bagi Anda para desainer. Adapun manfaat design thinking adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan efisiensi pada proses desain
- Membantu menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan
- Mengurangi risiko produk gagal
- Menghemat anggaran perusahaan
- Meningkatkan pendapatan
Karakteristik Design Thinking
Dalam praktiknya, terdapat beberapa karakteristik yang selalu ada pada design thinking. Adapun karakteristik design thinking adalah sebagai berikut:
1. Iteratif (Perulangan)
Iteratif merupakan karakteristik yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan untuk melakukan improvisasi, sehingga mampu menghasilkan website yang optimal.
2. Hands-On
Karakteristik selanjutnya, yaitu hands–on yang memungkinkan desainer untuk melakukan pengembangan prototype. Artinya, desainer bisa melakukan uji coba secara langsung pada produk setengah jadi.
3. People-Centered
Karakteristik ini menekankan bahwa metode tersebut berfokus pada suatu tindakan yang berpusat pada apa yang pengguna butuhkan.
Dengan begitu, desainer bisa menciptakan sebuah website yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna.
4. Highly Creative
Metode ini bersifat fleksibel karena setiap tim dapat berpikir secara kreatif dan tidak memerlukan pemikiran atau peraturan yang bersifat mengikat (rigid).
Tahapan Design Thinking
Proses penyusunan design thinking terdiri atas beberapa tahapan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau organisasi.
Adapun 6 tahapan utama dalam design thinking adalah sebagai berikut:
1. Empathize
Cara pertama untuk memecahkan suatu permasalahan adalah berempati. Dengan kata lain, Anda perlu menahan asumsi yang berkaitan dengan keinginan dari pengguna.
Dengan berempati, Anda akan lebih mudah dalam memahami setiap kebutuhan, tujuan, serta keinginan dari pengguna.
Prinsip dari user centered sendiri sangat berkorelasi dengan proses empati untuk mencapai sebuah keputusan yang benar.
Perlu diingat, tahapan ini perlu melibatkan riset dengan cara memperhatikan sisi emosional dan psikologi pengguna.
2. Define
Tahap kedua masuk pada proses define, berarti Anda akan menjelaskan setiap permasalahan yang didapatkan dari hasil pengumpulan informasi di tahapan pertama.
Pada fase ini, Anda sudah mampu menggambarkan ide atau pandangan user melalui website yang akan Anda kembangkan.
Untuk tahapan proses define ini, Anda dapat menuliskan kebutuhan user dengan menggunakan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya.
3. Ideate
Tahap selanjutnya, masuk pada proses ideate. Tahap ini mengharuskan Anda untuk berpikir out of the box guna mendapatkan solusi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Terdapat berbagai macam jenis teknik untuk menggali ide, seperti brainstorming, scamper, brain white, membuat mind map, dan worst possible idea.
Anda dapat memilih salah satu dari beberapa teknik tersebut sesuai dengan kebutuhan proyek Anda. Pastikan untuk berpikir secara objektif dan tidak memihak kepada pihak mana pun. Fokuslah pada penyelesaian masalah seefektif mungkin.
4. Prototype
Tahap keempat masuk pada proses prototyping. Proses ini mengubah ide yang telah Anda dapatkan menjadi produk tiruan nyata atau uji coba.
Pada fase ini, tim harus berfokus pada pembahasan mengenai kendala serta kekurangan dari website atau prototipe tersebut.
Oleh karena itu, prototype ini juga akan mengalami pengembangan dan melalui proses perbaikan untuk mendekati hasil website yang maksimal serta sesuai dengan kebutuhan pengguna.
5. Test
Di sini, Anda dapat menguji prototype tersebut kepada pengguna secara langsung. Anda dapat melihat secara langsung, bagaimana user menggunakan dan berinteraksi dengan prototipe Anda.
Kemudian, Anda dapat mengumpulkan informasi dan umpan balik (feedback) yang berupa pengalaman dari pengguna saat menggunakan website tiruan tersebut.
Pada umumnya, tahap ini merupakan proses final dalam design thinking. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa proses ini akan terus berlanjut secara berulang sesuai dengan elemen dari pemikiran desain itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesesuaian dan memenuhi kebutuhan akan website yang user inginkan.
6. Implement
Pada tahap terakhir, masuk pada proses perilisan website yang dapat Anda salurkan langsung kepada pengguna.
Implementasi ini merupakan bentuk akhir dari website yang telah Anda kembangkan dengan menyesuaikan kebutuhan pengguna.
Setelah tahap ini, Anda juga bisa merencanakan perbaikan atau update dari website untuk menyesuaikan kebutuhan user di kemudian hari.
Contoh Penerapan Design Thinking
Anda masih bingung dengan apa itu design thinking? Begini, mari ambil contoh dari Sekawan Studio. Dalam sebuah case, tim Sekawan Studio menerima proyek dari klien terkait website e-commerce.
Terdapat beberapa fitur yang dibutuhkan oleh customer untuk ditambahkan pada website tersebut. Hal pertama yang dilakukan oleh tim Sekawan Studio adalah berempati untuk menemukan permasalahan yang terjadi. Kira-kira, masalah seperti apa yang kerap dialami oleh user?
Setelah menemukan jawabannya, tim Sekawan Studio akan masuk pada tahap mendefinisikan setiap masalah tersebut dan mencari solusi yang tepat.
Setelah dirasa cukup, maka akan masuk pada pembuatan fitur dengan menggunakan prototipe dan memastikan setiap elemen telah siap.
Proses akhir, yaitu pengujian melibatkan customer secara langsung. Setelah mencapai keputusan final, maka produk dapat dirilis dan digunakan secara publik oleh user.
Nah, agar Anda lebih paham, berikut beberapa contoh design thinking dalam kehidupan nyata:
1. Contoh Design Thinking di Netflix
Reed Hastings, pendiri Netflix melakukan penelitian dan pengujian selama 10 tahun sebelum membuat layanan video streaming dengan metode design thinking.
Penerapan tersebut tidak hanya berhenti di situ, tetapi hingga saat ini, Netflix masih menerapkan design thinking tersebut untuk memberikan layanan terbaiknya.
2. Contoh Design Thinking di Uber
Salah satu penerapan design thinking yang cukup populer adalah Uber. Solusi yang didapatkan dari penerapan ini, yaitu adanya fitur pembayaran tanpa uang tunai dan memberikan penilaian pada pengemudi.
Demikianlah penjelasan lengkap design thinking yang mencakup pengertian, elemen, manfaat, tahapan, dan contohnya.
Dapat disimpulkan, design thinking adalah suatu metode untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan pendekatan dari sisi user atau pengguna.
Terdapat beberapa karakteristik penting dalam metode satu ini, di antaranya yaitu people centered, iterative, highly creative, dan hands on.
Perlu diketahui, metode design thinking sangat penting bagi desainer untuk menciptakan produk baru yang inovatif dan berguna bagi para user.