B2C: Pengertian, Tipe, Contoh, dan Perbedaannya dengan B2B

Model bisnis B2C dapat secara langsung memasarkan ke segmen konsumen dan target audiens khusus, sehingga perusahaan dapat mempersonalisasi pemasaran mereka untuk konsumen secara individu.

DAFTAR ISI

Ada beberapa proses penjualan dalam dunia bisnis, di antaranya adalah model B2B dan B2C. Dua metode tersebut adalah yang umum digunakan dalam bisnis. 

Pada artikel berikut ini, kita akan membahas tentang B2C. B2C adalah metode penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen.

Simak selengkapnya mengenai apa itu B2C, karakteristik, kelebihan, kekurangan, contoh, hingga perbedaannya dengan B2B!

Pengertian B2C

B2C adalah singkatan dari Business to Consumer, yang merupakan metode selling yang populer karena banyak perusahaan menggunakan model ini.

Lebih lanjut, B2C adalah model bisnis di mana proses penjualan dilakukan secara langung dari suatu perusahaan kepada konsumen yang merupakan end-user dari produk atau servis.

Dalam bidang e-commerce, B2C adalah metode bisnis yang paling umum digunakan. Perusahaan e-commerce besar seperti shopee dan tokopedia menggunakan model business to customer.

Model business to customer dapat dengan mudah ditemui pada pusat perbelanjaan, rumah makan, dan traditional market.

Sebagai informasi tambahan, produk business to customer termasuk ke dalam B2B tetapi produk B2B belum tentu bisa masuk ke dalam kategori B2C.

Kelebihan dan Kekurangan B2C

model bisnis b2c atau business to customer
Ilustrasi perencanaan dalam model bisnis B2C (from Unsplash)

Sebelum menerapkan model business to customer untuk bisnis Anda, alangkah lebih baiknya jika Anda menyimak kelebihan dari B2C:

  • Seller dapat menjalin komunikasi dan relasi secara langsung dengan konsumen sehingga bisa memahami prefernsi konsumen dengan baik
  • Dapat menjangkau pasar yang lebih luas dikarenakan mengarahkan penjualan lasung pada konsumen sehingga menghasilkan potensi penjualan yang tinggi
  • Kemudahan akses produk dan servis melalui beberapa platform yang tersebar sehingga mempermudah proses transaksi pembeli
  • Memanfaatkan strategi direct selling untuk membangun koneksi dengan konsumen

Di samping kelebihannya, Anda juga harus memerhatikan kekurangan dari strategi B2C:

  • Dikarenakan pasar yang dijangkau oleh model bisnis ini luas, maka tingkat persangannya juga tinggi. Perusahaan harus bersaing satu sama lain untuk menarik konsumen.
  • Biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar
  • Dengan tingkat persaingan yang tinggi maka perusahaan harus bisa menekan biaya sehingga margin keuntungan yang didapat juga rendah.
  • Bergantung pada konsumen
  • Proses operasional lebih rumit jika bergerak dalam bidang e-commerce karena perlu pengelolaan logistik pengiriman juga pengembalian produk

Karakteristik B2C

model bisnis b2c atau business to customer
Ilustrasi model penjualan Business to Customer (from Unsplash)

Ada empat karakteristik model penjualan business to consumer yang perlu untuk diketahui, di antaranya:

1. Terbuka

Karakteristik pertama B2C adalah terbuka. Setiap perusahaan yang menggunakan model business to consumer bersifat terbuka atas setiap informasi mengenai produk dan servis yang ditawarkan.

Dengan demikian, informasi yang tersebar ke masyarakat bersifat unlimited atau tidak terbatas.

2. Transaksi yang Sederhana

Transaksi pada model business to consumer tidak memerlukan relasi atau hubungan antara perusahaan dan konsumen. Jadi, proses transaksi dilakukan secara sederahana.

3. On Demand

Produk dan jasa yang disediakan pada perusahaan yang menerapkan model bisnis ini mengikuti permintaan pasar.

Selain itu, produk dan jasa yang ditawarkan juga menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

4. Persaingan yang Tinggi

Dikarenakan produk dan jasa yag disediakan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, maka besar kemungkinan produk serupa akan banyak bermunculan. Dengan demikian, persaingan pun menjadi ketat dan tinggi.

Tipe-Tipe B2C

Secara umum, ada 5 tipe model Business to Customer. Berikut uraiannya:

1. Direct Sellers

Direct Seller merupakan jenis B2C yang paling populer. Direct seller bisa berupa sebuah perusahaan besar maupun kecil.

Biasanya, direct seller menjual produknya melalui berbagai platform seperti online shop, offline shop, aplikasi, dan lain sebagainya. 

Namun, apabila perusahaan yang tergolong dalam tipe ini sudah memiliki skala yang besar maka biasanya akan membuka website sebagai salah satu platform untuk menampilkan produk pun menjualnya pada situs yang dibuat.

Perusahaan dengan model bisnis ini melakukan proses produksi tanpa perantara dengan tujuan keuntungan yang didapatkan bisa lebih besar. 

2. Berbasis Iklan

Para pelaku bisnis B2C biasanya membuat konten-konten menarik dengan kualitas yang baik dengan tujuan menarik minat pengunjung. Naiknya jumlah pengunjung pada website akan berpengaruh terhadap traffic

Traffic website inilah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk menjual slot iklan yang bisa seller isi dengan informasi seputar produk atau servis yang ditawarkan.

Jumlah traffic ini menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli tiap slot iklan.

3. Perantara Online

Tipe business to customer selanjutnya adalah mereka yang bertindak sebagai perantara untuk menjual produk perusahaan lainnya.

Jadi, pelaku bisnis ini tidak memproduksi produk sendiri melainkan hanya meyediakan suatu platform yang berfungsi menjual produk tersebut.

Keuntungan yang diterima pada tipe business to consumer ini berasal dari komisi penjualan, sehingga semakin banyak produk yang dilihat dan dibeli oleh konsumen maka semakin besar pula keuntungan yang diterima.

4. Berbasis Biaya

Berbeda dengan tipe bisnis yang berbasis iklan, business to customer mengandalkan banyaknya pelanggan yang berlangganan atau melakukan subscription. Biasanya perusahaan tipe ini adalah mereka yang bergerak dalam bidang media.

Jadi, setiap konten pada perusahaan ini hanya isa diakses oleh pelanggan yang berlangganan. Terkadang, mereka juga menawarkan layanan gratis namun tetap terbatas.

5. Berbasis Komunitas

Model B2C ini menggunakan komunitas online yang dibangun berdasarkan minat yang sama untuk membantu pengiklan memasarkan produk mereka secara langsung kepada pengguna situs.

Seperti contoh, komunitas pada Facebook yang bisa membantu pemasar menargetkan iklan kepada orang-orang berdasarkan demografi yang sangat spesifik. 

Di sisi lain, jejaring sosial yang lebih berorientasi profesional seperti LinkedIn akan menjadi tempat yang ideal untuk pemasaran B2B.

Pelanggan potensial di sisi B2B sering menggunakan LinkedIn untuk mempromosikan merek dan merekrut karyawan baru.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa LinkedIn adalah tempat yang optimal untuk berbagi produk dan layanan yang dirancang untuk bisnis dan bukan untuk konsumen perorangan.

Perbedaan B2B dan B2C

Berikut beberapa perbedaan dari B2B dan B2C:

AspekB2BB2C
Target AudiensDitujukan untuk perusahaan atau bisnis yang membutuhkan interaksi dengan perusahaan atau bisnis lainDitujukan untuk perusahaan atau bisnis yang membutuhkan interaksi langsung dengan konsumen secara langsung
Tujuan PembelianBerkaitan dengan kebutuhan bisnis, efisiensi operasional, pengadaan bahan baku, peralatan, atau layanan untuk mendukung operasi bisnisBerkaitan dengan kebutuhan konsumen individu, seperti produk konsumen, mode, makanan, hiburan, dan lainnya
Volume PembelianMelibatkan volume yang lebih besar dan nilai kontrak yang lebih tinggiCenderung membeli dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pribadi
Siklus PenjualanLebih kompleks dengan melibatkan negosiasi, penawaran harga khusus, dan proses pengadaan yang rumitLebih sederhana, dengan keputusan pembelian yang seringkali didasarkan pada preferensi pribadi 
Customer RelationLebih berkelanjutan dan mendalam karena bisnis B2B seringkali menjalin hubungan jangka panjang dengan klien merekaBersifat transaksional
Strategi Pemasaran dan PromosiDirect selling, acara bisnis, dan kemitraan B2BIklan konsumen, promosi diskon, dan kampanye branding

Contoh B2C

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai model business to customer, berikut kami bagikan beberapa contoh B2C, di antaranya:

  • Toko kelontong
  • Laundry
  • Kafe
  • Toko Online
  • Bisnis ritel

Selain diatas, ada juga contoh perusahaan B2C seperti Lazada, Tokopedia, dan Shopee. Nah, itulah beberapa contoh usaha dan perusahaan yang model bisnisnya menggunakan business to customer.

Itulah penjelasan tentang apa itu B2C beserta karakteristik, tipe, kelebihan, kekurangan, dan perbedaannya dengan B2B.

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa B2C adalah model bisnis yang mana perusahaan menjual produk atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir atau individu.

Beberapa contoh model business to customer meliputi toko e-commerce, supermarket, restoran, penyedia layanan streaming musik, produsen produk konsumen seperti pakaian, elektronik, dan banyak lagi.

Untuk membantu proses marketing B2C, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat website untuk perusahaan.

Percayakan pembuatan situs web perusahaan Anda kepada Sitespirit. Mari mulai perjalanan pemasaran situs web Anda sekarang!

Artikel cara mengadopsi sebagai contoh konten evergreen
Ilustrasi dua orang bertransaksi secara direct sales
Customer loyalty yang membuat pelanggan kembali bertransaksi
Kenaikan transaksi pada bisnis karena keberhasilan customer retention

Ikuti Update Informasi dari Sitespirit!

Cantumkan email Anda untuk mendapatkan informasi penawaran terbaik, update berita dan artikel, serta portofolio dari Sitespirit.